Badan Pusat Statistik (BPS), hari ini, Senin (28/9/2020), merilis hasil survei tentang perilaku masyarakat di masa pandemi Covid-19, bersama Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.
Dari hasil survei terhadap 90.967 orang responden yang berlangsung selama sepekan (7-14 September 2020), diketahui berbagai respon masyarakat.
Salah satunya, mengenai persepsi kemungkinan tertular Covid-19.
Suhariyanto Kepala BPS mengatakan, sekitar 34 persen responden menyatakan cukup mungkin tertular, dan 29 persen menyatakan mungkin tertular Virus Corona, dan 19 persen menyatakan sangat mungkin.
Kemudian, sekitar 12 persen responden menyatakan tidak mungkin tertular, dan sekitar 4,5 persen menyatakan sangat tidak mungkin tertular.
“17 dari 100 responden menyatakan sangat tidak mungkin dan tidak mungkin tertular Covid-19,” ujarnya di Graha BNPB, Jakarta, Senin (28/9/2020).
Sementara itu, dari sisi tingkat pendidikan responden, diketahui kalau semakin tinggi jenjang pendidikannya, semakin meyakini Covid-19 berbahaya dan mudah menular.
Sebanyak 33 persen responden yang jenjang pendidikannya SD punya persepsi sangat tidak mungkin dan tidak mungkin tertular Covid-19.
Lalu, ada 32 persen responden dengan jenjang pendidikan SMP yang merasa yakin tidak mungkin terinfeksi Virus Corona.
Sedangkan responden dari tingkat pendidikan SMA/SMK ada 25 persen yang punya persepsi sangat tidak mungkin dan tidak mungkin tertular Covid-19. Sementara responden jenjang pendidikan diploma/sarjana sekitar 13 persen.
Sekadar informasi, sebanyak 55 persen responden survei wawancara secara daring itu adalah perempuan, dan 45 persen laki-laki. 69 persen responden berusia kurang dari 45 tahun dan 61 persen responden berpendidikan minimal strata satu (sarjana) ke atas.
Survei Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 menggunakan rancangan Non- Probability Sampling yang merupakan kombinasi dari Convenience, Voluntary dan Snowball Sampling untuk mendapatkan respon partisipasi sebanyak-banyaknya dalam kurun waktu satu minggu pelaksanaan survei.(rid/lim)