Eko Yuli Prasetya Kepala Bidang Pematusan Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (PUBMP) Kota Surabaya bilang, di tahun 2020 ini ada sepuluh pompa di sepuluh lokasi dilakukan peningkatan kapasitas hingga 3 meter kubik perdetik. Hal itu untuk mengantisipasi musim hujan akhir tahun ini.
Sepuluh pompa itu yakni Pompa Kenjeran 1, Pompa Jagir Kalimir, Pompa Semolowaru 1, Pompa Wonorejo 1. Lalu, Pompa Darmokali, Pompa Gunungsari 2, Pompa Kandangan, Pompa Dinoyo, Pompa Greges, dan Pompa Bratang.
“Peningkatan kapasitas pompa itu dianggarkan Rp 3 miliar untuk masing-masing pompa,” ujar Eko dikonfirmasi, Minggu (25/10/2020).
Eko mengungkapkan, Kota Surabaya telah memiliki sekitar 56 Rumah Pompa. Dalam satu Rumah Pompa terdapat 3 hingga 7 unit pompa penanganan banjir. Eko menyebut, sepuluh pompa yang diupgrade itu memang bukan yang paling besar kapasitasnya. Sebab, ada tiga lokasi yang kapasitasnya sudah 5 meter kubik perdetik.
“Tepatnya, di Rumah Pompa Petekan, Rumah Pompa Kandangan dan Rumah Pompa Bozem Morokrembangan,” katanya.
Dia juga bilang, di masing-masing rumah pompa terdapat petugas yang standby. Hal itu untuk memastikan poma berjalan normal. Dalam satu rumah pompa juga dilengkapi genset untuk cadangan listrik.
Eko bilang, upaya antisipasi banjir lain juga dilakukan perbaikan drainase dan bozem. Ada sekitar 70 lebih bozem yang tersebar di kota pahlawan. Pemkot melakukan normalisasi dengan terus mengeruk bozem itu.
“Bozem ini untuk mengontrol saat hujan deras sehingga tidak langsung ke sungai,” katanya.
Menurut Eko, berbagai saluran juga dilakukan pengecekan. Satgas di lima rayon dikerahkan untuk memastikan saluran dapat berfungsi optimal.
Petugas rutin melakukan pengerukan. Baik menggunakan alat berat ataupun manual. Kurang lebih ada 1400 Satgas. “Saluran itu ada saluran primer, sekunder, dan tersier,” katanya. (bid)