Sabtu, 23 November 2024

Seniman Nasional dan Internasional Meriahkan IMF 2020 Secara Daring

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
poster

Pagelaran International Mask Festival (IMF) 2020 di Solo, Jumat (19/6/2020) menghadirkan seniman nasional dan internasional sejumlah negara dan mengusung konsep pertunjukan seni topeng secara daring.

Dalam penyelenggaraannya IMF 2020 kali ini, sejatinya beralih dari sebuah pagelaran menjadi acara virtual melalui pemberdayaan media baru. Pandemi Covid-19 yang mengharuskan semua kegiatan berubah menggunakan media baru itu.

Di hari pertama, virtual event IMF, Jumat (19/6/2020) pementasan dimulai pukul 17.00 Wib dengan memilih tempat di Lokananta yang disiarkan secara langsung pada platform Youtube SIPA Festival. Opening ceremony virtual event IMF 2020 diawali dengan penampilan dari Semarak Candra Kirana dan ucapan selamat dari President of Imaco Korea.

Dalam pelaksanaannya, delegasi nasional maupun internasional turut memeriahkan virtual event ini. Sanggar Seni dan Budaya Marajaki yang berasal dari Palangka Raya menyemarakkan virtual event IMF dengan menampilkan sebuah karya Garanuhing.

Selanjutnya ada penampilan tari Sumayau Tokou yang merupakan interpretasi baru pada beragam tarian dari Borneo Utara atau yang dikenal sebagai Sabah, adalah karya dari Fakulti Filem Teater & Animasi (FiTA), Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia.

Penampilan berikutnya diisi oleh tarian topeng Ragil Kuning oleh seniman S. Hardina dari Malang. Dilanjutkan penampilan Kulamba Dancers dari Chewa yang menampilkan tarian Gulewamkulu yang diakui secara resmi Unesco sebagai karya agung vokal dan kebudayaan tak berwujud yang perlu dilestarikan, didokumentasikan, dan dipelihara.

Setelah itu dilanjutkan penampilan dari Sing Seni Munggu Bali dengan karya berjudul Ngaden dan dilanjutkan pula dengan penampilan topeng Confined Mask karya dari Edgar Freire dari Ecuador.

Tidak hanya menampilkan tarian, IMF 2020 juga mengadakan talkshow dengan Sang Maestro Topeng, Narimo yang dimoderatori oleh Eko Supriyanto. Setelah talkshow selesai, virtual event IMF dilanjutkan penampilan dari Sanggar Purwakencana Losari, GenTa dari Pamekasan dengan Tari Topeng Ghetta, dan Elizabeth Sudira dari Solo dengan lagunya yang berjudul Rindu Solo, serta Dan’s Dance Studio Production dari Solo dengan karyanya yang berjudul Bangkitnya Sang Panji.

Satu diantara delegasi dari Solo, Elizabeth Sudira yang merupakan maskot SIPA 2019 menyampaikan apresiasi sekaligus mengucap syukur atas tekad menggelar even seni budaya internasional di tengah keluhan tentang pandemi Covid-19.

“Salut! Langkah berani yang sangat saya apresiasi. Disaat orang lain mengeluh tentang pandemi, SIPA Community justru dengan berani dan bersemangat menggelar event seni budaya tahunan ini secara virtual. Sekalipun hal ini sangat baru untuk kita semua, namun semangat untuk terus mempertahankan geliat seni budaya mengalahkan segala tantangan. Salut!” tegas Elizabeth Sudira, Jumat (19/6/2020).

Karya topeng dari para seniman juga ditampilkan dalam virtual event IMF 2020 antara lain adalah karya milik International Carnival and Mask Museum of Binche (Belgia) dan Alaric Chagnard (Perancis).

Kemudian dilanjutkan dengan penampilan karya La Vrillette yang merupakan hasil kolaborasi tari, topeng, musik, dan video dari Kadek Puspasari. Setelah itu dilanjutkan tari topeng Jayaperbangsa oleh Gaya Gita Studio dari Sukabumi dan penampilan Sanggar Seni Sabukjanur Ponorogo berjudul Ruang Tamu.

Dilanjutkan Solah Gatra Dance yang menampilkan karya berjudul Ape Side yang menggambarkan salah satu cobaan wabah yang saat ini melanda, berakibat harus berdiam diri di dalam rumah dengan jangka waktu yang lama dan rutinitas yang sama.

Tidak hanya itu saja, virtual event IMF juga mengundang bintang tamu utama yaitu Sang Maestro Tari, Didik Nini Thowok yang turut menampilkan karya barunya yang berjudul Dunung. Di penghujung acara, Cosplay Warewolf Cosproject tampil sebagai penutup virtual event IMF 2020.(tok/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs