Jumat, 22 November 2024

Sebagian Tim Tracing Juga Terjangkit Covid-19 dan Meninggal

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Joni Wahyuhadi Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim. Foto: Dok. suarasurabaya.net

Joni Wahyuhadi Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim mengatakan, kerja tim tracing (pelacakan) yang mengidentifikasi kontak pasien Covid-19 sangat berat.

Dalam seminar daring yang digelar IKA Universitas Airlangga, Joni menyampaikan bagaimana tim tracing di garda depan pendeteksian kasus Covid-19 di Jatim hampir lumpuh.

“Saya contohkan di salah satu kabupaten, itu hampir-hampir tim tracingnya lumpuh karena key person (tokoh kunci)-nya terkena Covid-19 dan meninggal,” ujarnya, Senin (6/7/2020).

Demikian halnya dengan tim promotif dan preventif yang juga terjun ke masyarakat. Dampak Covid-19 juga dialami aparat TNI dan Polisi yang membantu tim tracing dan promotif.

“Banyak sekali kawan TNI/Polri yang terkena. Pak Kapolda, saya masih ingat waktu itu Pak Luki sampaikan, ‘kami ini karena semangat tinggi terus jalan’. Jadi di garda terdepan itu memang risiko besar sekali,” ujarnya.

Sebab itulah, kata Joni, dia sebagai Ketua Rumpun Kuratif melibatkan stakeholder lain seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan asosiasi profesi lain dalam promotif, preventif, dan tracing.

Dalam program lanjutan penanganan Covid-19 di Jatim, Pemprov pun akan meningkatkan peran serta kampung tangguh baik Semeru maupun Jogo Suroboyo dalam tiga hal itu.

“Seluruh stakeholder perlu terlibat dalam komunikasi. Juga tokoh masyarakat. Hari ini, mahasiswa mulai dilibatkan untuk prehospital, intrahospital, maupun pasca-hospital,” ujarnya.

Pelibatan mahasiswa itu masuk dalam program lanjutan kesembilan penanganan Covid-19 di Jatim. Terutama, kata Joni, untuk berkomunikasi dengan pasien pasca-dirawat di rumah sakit.

“Komunikasi pascarawat ini penting, keep contact dengan pasien yang sembuh, karena mereka yang kena covid-19, terutama keluarganya, itu luar biasa terdampak,” katanya.

Dia mencontohkan, bagaimana Covid-19 mengubah hidup keluarga pedagang ayam penderita Covid-19 dari salah satu klaster pasar di Surabaya.

Mahasiswa berbagai prinsip keilmuan, baik kedokteran, psikologi, sosiologi, juga ekonomi, dilibatkan untuk komunikasi pascarawat dengan pasien supaya kondisi pasien tetap termonitor.(den/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs