Jumat, 22 November 2024

Satgas Covid-19: Persentase Kesembuhan Pasien Covid-19 Meningkat

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Dokter Wiku Adisasmito Juru Bicara Satgas Covid-19 memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (24/7/2020). Foto: Istimewa

Dokter Wiku Bakti Bawono Adisasmito Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengatakan, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 secara nasional cenderung mengalami peningkatan.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per tanggal 23 Juli 2020, kesembuhan sudah mencapai 52.164 atau sekitar 55,7 persen dari jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 93.657 kasus dengan penambahan terbaru sebanyak 1.906 kasus.

“Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 secara nasional cenderung mengalami peningkatan per harinya,” ujarnya dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (24/7/2020).

Wiku menjelaskan, berdasarkan grafik dalam 13 hari terakhir, tepatnya pada 10 Juli 2020, jumlah kesembuhan harian di angka 878 pasien terus merangkak naik.

Angka kesembuhan tertinggi terjadi pada 19 Juli 2020 mencapai 2.133 pasien, dan terakhir pada 23 Juli 2020 tercatat sebanyak 1.909 pasien.

“Grafik mencatat persentase tingkat kesembuhan terus menanjak naik hingga 23 Juli 2020. Pada Maret tercatat persentase kesembuhan mencapai 8,33 persen dengan rata-rata 3,84 persen,” paparnya.

Lalu, pada bulan April, persentase kesembuhan maksimum pada 15,04 persen dengan rata-rata 9,79 persen, Mei persentase sebesar 27,61 persen dengan rata-rata 21,97 persen, Juni mencapai 43,99 persen dengan rata-rata di angka 37,19 persen dan terakhir pada Juli persentase mencapai 55,70 persen dengan rata-rata 47,08 persen.

Sementara, pasien yang masih dalam perawatan berjumlah 36.917 orang atau 39,4 persen dari total kasus terkonfirmasi.

Pasien suspek, ada 47.756 orang. Sedangkan pasien yang meninggal dunia sebanyak 4.576 kasus atau 4,9 persen dari total kasus terkonfirmasi per tanggal 23 Juli.

“Dari sisi penambahan kasus positif memang terlihat cenderung bertambah. Per 23 Juli, jumlah kasus positif cukup tinggi sebanyak 1.906, tetapi jumlah itu pernah lebih rendah pada 14 Juli sebanyak 1.282 kasus,” paparnya.

Kalau melihat data seminggu terakhir, Doktef Wiku mengaku memang pada 9 Juli 2020 sempat ada lonjakan drastis kasus positif mencapai 2.657 kasus.

“Tetapi perlu diingat, pada hari itu terdapat laporan penambahan kasus dari klaster Secapa di Bandung, sebanyak 760 kasus dari 1.308 klaster secapa. Sebagian sudah dilaporkan di hari-hari sebelumnya,” jelasnya.

Kasus itu, lanjut Dokter Wiku, menunjukkan pelaporan kasus positif belum bisa dilaporkan walau pun pasien sudah dites hari. Karena, ada antrean dalam uji laboratorium, juga laporan dari daerah kepada Kementerian Kesehatan yang harus diverifikasi.

“Hal-hal seperti itulah yang perlu kita tingkatkan kinerjanya, dari uji laboratorium itu sendiri, kinerja pelaporan dan verifikasi dan integrasi data agar lebih cepat,” imbuhnya.

Khusus pada kasus kematian pasien Covid-19, Wiku menambahkan, grafiknya cenderung fluktuatif per harinya. Dari grafik menunjukkan adanya persentase penurunan kematian dilihat dari Maret hingga Juli.

Pada bulan Maret, kematian tertinggi mencapai 9,34 persen dengan rata-rata 4,89 persen. Pada bulan April, nilai tertinggi pada 9,50 persen dengan rata-rata 8,64 persen.

Selanjutnya, pada bulan Mei, persentase kematian berada di 7,66 persen dengan rata-rata 6,68 persen. Dan terus menurun pada Juni dengan persentase kematian 6,09 persen dengan rata-rata 5,56 persen.

“Angka terus menurun hingga Juli persentase kematian 5,08 persen dengan rata-rata 4,86 persen. Sementara persentase kematian dunia sebesar 4,2 persen,” jelasnya.

Menurut Dokter Wiku, peningkatan jumlah kasus baru antara lain karena berdasarkan pantauan di lapangan, masih banyak masyarakat yang belum disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Masyarakat harus saling mengingatkan, pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan,” pungkasnya.(rid/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs