RSUD dr M. Soewandhie mengklarifikasi pengaduan Akun Facebook Ikas Choirul Iklani terkait pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tersebut. Pengaduannya itu diunggah di media sosial dalam bentuk video dan sempat viral di beberapa grup.
Video itu merekam salah satu pasien yang merasa kecewa dengan pihak rumah sakit, karena tidak dilayani dengan baik. Itu bermula saat pasien datang ke IGD, tapi nomor antriannya tidak kunjung dipanggil dan didahului oleh beberapa pasien.
Menanggapi hal itu, pihak RSUD dr M. Soewandhie menyatakan itu tidak benar. Dari surat klarifikasi yang diterima suarasurabaya.net pada Kamis (5/3/2020), pihak RSUD Soewandhie juga sudah berusaha menemui Ikas Choirul Iklani ke rumahnya untuk klarifikasi.
Tapi dua alamat rumah yang didatangi petugas dalam keadaan kosong. Selain itu, pihak RS juga sudah menghubungi nomor yang bersangkutan, tapi tidak bisa dihubungi atau tidak aktif.
Pihak RS juga menjelaskan, soal pelayanan di IGD, bahwa pelayanan dilakukan berdasarkan tingkat kegawatdaruratan. Bukan berdasarkan nomor antrian. Dari data yang terekam di sistem rumah sakit, pasien datang ke IGD pukul 14.40 WIB dan dilakukan pemeriksaan pukul 14.41 WIB.
Dari hasil pemeriksaan, juga tidak ditemukan kondisi kegawatdaruratan. Kemudian, pasien diminta untuk menunggu. Pada saat yang bersamaan ada 7 pasien gawat darurat, yang membutuhkan penanganan segera dalam rangka upaya penyelamatan pasien.
Diduga tidak sabar menunggu, tiba-tiba pasien tersebut berteriak. Lalu merekam kondisi di IGD, yang kemudian viral di media sosial. Saat nama giliran pasien tersebut dipanggil, yang bersangkutan sudah meninggalkan rumah sakit.
Pihak rumah sakit juga membantah, soal tuduhan pasien yang menyebutkan kalau ada petugas yang membentaknya. RSUD dr Soewandhie menegaskan, bahwa itu tidak benar dan menyayangkan video yang sudah terlanjur viral di media sosial itu. (ang/rst)