Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya menyampaikan pihaknya tidak bermaksud menimbun masker untuk kepentingan tertentu. Melainkan sudah menyiapkan masker sejak lama untuk kedaruratan warga Surabaya.
“Sebelum ada kejadian di Wuhan. Saat itu ada ramalan akan ada gunung meletus. Saat itu aku udah perintahkan untuk teman-teman di Dinkes untuk menyimpan persediaan masker kemudian persediaan baju. Jadi bukan masker tok. Sebetulnya masker itu saya siapkan untuk kejadian-kejadian kayak gunung meletus. Ingat Gunung Kelut meletus, aku kan bagi masker untuk Surabaya,” katanya kepada wartawan di Solo, Rabu (4/3/2020).
Menurut Risma, persediaan masker itu kemudian akan dibagikan ke warga kalau memang dibutuhkan menghadapi virus corona yang sudah masuk Indonesia.
“Kemudian ada kejadian Wuhan, lalu saya tanya Dinkes, maskermu itu bagi ke Puskesmas bagi ke Kelurahan. Supaya kalau nanti ada kejadian itu lebih cepat. Jadi bukan nimbun. Sekarang sudah dibagi ke kelurahan-kelurahan. Silakan cek di Kelurahan di Puskesmas. Supaya lebih dekat, kalau ada kejadian lebih cepat,” kata Risma.
Sebelumnya pada saat pertemuan di RS Unair Surabaya, Risma sempat memberikan keterangan kalau punya banyak masker.
“Sejak Januari saya sudah nimbun (masker),” kata Risma, saat meninjau Tropical Disease Center, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, Selasa (3/3/2020).
Sebelumnya , Tito Karnavian Menteri Dalam Negeri meminta Kepala Daerah tidak panik apalagi menimbun bahan pokok dan masker. Hal itu dikatakan Tito dalam sambutan pembukaan rapat Koordinasi Teknis Pembangunan (Kortekbang) Regional I 2020 di Shangrila Hotel Surabaya, Rabu (4/3/2020).
“Jangan menjadi cemas dan panik sampai melakukan hal yang tidak perlu. Nimbun stok bahan makanan tidak perlu. Karena stok bahan makanan cukup, Bulog siap. Tidak perlu juga nimbun masker. Jangan terpengaruh sama hoaks yang belum tentu benar,” kata Tito. (din/rst)