Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengajak seluruh warga turut serta menjaga kondusifitas di tengah pandemi Covid-19, agar ekonomi di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur itu tetap berjalan.
Pernyataan Risma itu disampaikan di rumah dinas wali kota, Jalan Sedap Malam, Surabaya, Senin (13/10/2020), menindaklanjuti adanya tindakan vandalisme yang merusak fasilitas publik pada saat demo penolakan Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law) di Kota Surabaya pada Kamis (8/10/2020) lalu.
“Apalagi, fasilitas publik yang dibangun di kota ini berasal dari pajak yang dibayarkan warga kepada Pemerintah Kota Surabaya,” katanya, dilansir Antara.
Menurut dia, Pemkot Surabaya bekerja keras bagaimana membangun kota ini agar bisa dinikmati. Bahkan, juga menjadi tujuan investasi, sehingga perekonomian bisa berjalan yang akhirnya dapat membuka untuk kesempatan kerja.
Namun, kata dia, hal itu akan menjadi sulit jika ekonomi berjalan stagnan. Sementara keluarga membutuhkan peluang untuk bekerja. Karena itu, ia mengajak seluruh warga bersama-sama menjaga kota ini dari segala gangguan apapun agar tetap kondusif.
“Kita juga bisa bekerja secara normal. Apalagi, saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Sayang biaya yang cukup besar, yang sudah dikeluarkan untuk menangani pandemi ini kemudian sia-sia karena kita tidak menjaga kedisiplinan protokol kesehatan,” katanya.
Untuk itu, Risma mendorong Kampung Wani Jogo Suroboyo agar turut serta menjaga kondusifitas lingkungan di sekitar masing-masing. Ia berharap, peristiwa perusakan fasilitas umum yang dilakukan orang tak bertanggung jawab beberapa hari lalu tidak sampai terulang kembali.
“Saya berharap kita bisa bekerja dan berusaha dengan normal kembali. Mari kita berjuang agar kota kita tetap kondusif, tetap terjaga dengan baik,” kata dia.
Perempuan pertama yang menjabat Wali Kota Surabaya ini berharap kepada para orang tua agar dapat mengontrol putra-putri mereka. Sebab, Risma tidak ingin sesuatu hal negatif terjadi kepada anak-anak Surabaya.
“Saya berharap para orang tua dapat mengontrol putra putri kita. Sayang sekali kalau terjadi sesuatu kepada anak-anak kita. Saya berharap kita tidak terpancing dengan isu-isu yang negatif, isu-isu yang membuat perpecahan di antara kita,” kata dia.
Bagi Risma, anak-anak adalah masa depan bangsa dan negara ini. Karenanya, ia tak ingin ada anak-anak yang terlibat dalam kegiatan yang bersifat negatif, sehingga berakibat mereka luka dan sebagainya.
“Mereka semua juga anak saya. Karena itu saya titip kepada bapak ibu sekalian untuk dicek keberadaan putra-putri panjenengan (anda) semuanya,” katanya. (ant/ang)