Ratusan massa Pasukan Surabaya Peduli Akan Keutuhan Indonesia (Pasopati) berdemonstrasi di seberang Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Sabtu (5/12/2020).
Mereka mengajak warga menjaga kedamaian dan keamanan Surabaya menjelang hari pemungutan suara (coblosan) Pilwali Surabaya 2020, pada 9 Desember nanti.
Selain menyampaikan aspirasi dengan pengeras suara, mereka juga sempat melantunkan selawat dan zikir di tengah terik sinar matahari di depan Taman Apsari.
Yanto Ireng Koordinator Lapangan Pasopati mengatakan, pilkada hanyalah kontestasi demokrasi sesaat yang seharusnya diikuti sesuai hati nurani.
“Beda pilihan dalam pilkada, khususnya Pilwali Surabaya ini hal biasa dalam demokrasi. Jangan sampai setelah pilkada terjadi perpecahan masyarakat Surabaya,” ujarnya.
Menurutnya, masyarakat Surabaya dikenal damai, guyub, dan rukun serta toleran dengan segala keberagaman yang ada.
Untuk itu, Yanto menegaskan, siapapun yang menyuarakan perpecahan atau berupaya memecah belah persatuan di Surabaya atau di Indonesia pada umumnya, harus dilawan.
“Kami tidak menyebut salah satu sosok, ya. Siapapun yang berupaya memecah belah dan mengancam persatuan dan kesatuan NKRI harus dilawan,” tegasnya.
Meski tidak spesifik menyebutkan nama, dalam orasinya Yanto Ireng menyampaikan sindiran kepada orang yang mengaku keturunan nabi tapi pernyataan penuh kebencian.
“Kita tidak boleh menghujat keturunan nabi. Ganjarannya neraka. Tapi tidak ada jaminan bagi keturunan nabi masuk surga. Kan’an Putra Nabi Nuh contohnya,” ujarnya.
Massa ini juga membawa selebaran berisi tujuh poin pernyataan dan ajakan kepada warga Surabaya. Salah satunya menolak intoleransi dan ekstremisme yang berakibat kekerasan antarkelompok.
Poin lain juga menyebutkan, masyarakat Jawa Timur yang tergabung dalam Pasopati ini menolak keras keberadaan Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi sejenis lainnya.
“Mereka itu tidak dibutuhkan dan dikehendaki keberadaannya di Surabaya. Masyarakat Jatim menolak keras segala hal intoleransi dan ekstremisme,” bunyi selebaran Pasopati.
Tidak hanya itu, Pasopati juga menyatakan dengan tegas menolak keinginan Habib Rizieq Shihab keliling Indonesia, terutama ke Jawa Timur atau Surabaya, dan siap melawan.
“Kami masyarakat Jatim mendukung penuh semua aparatur negara termasuk Polri dan TNI menindak tegas Rizieq Shihab, FPI dan anteknya,” demikian sebagian isi selebaran itu.
Perlu diketahui Massa Pasopati ini terdiri dari sejumlah elemen masyarakat. Di antaranya dari Jamiiyah Istighosah Masyarakat Indonesia (Jimi) Jatim.
Selain itu Pemuda Dahrul Islam, Forum komunikasi mencintai Selawatan (FKMS) Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKA-PP) dan sejumlah elemen masyarakat lain di Surabaya.
Mereka berunjuk rasa menggunakan dua lajur Jalan Gubernur Suryo. Pihak kepolisian yang ada di lokasi melakukan upaya rekayasa agar lalu lintas tidak terganggu.(den)