Rata-rata lama sekolah di Jatim menurut data BPS yang dipublikasi Februari, ada di angka 7,59. Gubernur Jatim mengklaim ini dampak program pendidikan gratis berkualitas (Tis Tas).
Berdasarkan data BPS itu, rata-rata lama sekolah di Jatim itu meningkat dibandingkan masa awal Khofifah Indar Parawansa menjabat Gubernur pada 2019 lalu.
Saat itu, rata-rata lama sekolah di Jatim ada di angka 7,34 tahun. Khofifah pun mengatakan, capaian ini tak lepas dari dampak positif program Tis Tas yang dia inisiasi bersama Emil Dardak.
Melalui Tis Tas, Pemprov Jatim menggratiskan SPP SMA/SMK negeri, dan mensubsidi SPP SMA/SMK swasta. Tahun ini subsidi SPP ini juga diberikan untuk Madrasah Aliyah.
“Pemprov punya program yang namanya Tis Tas. Ini penting kami sampaikan karena awal kami di Pemprov rata-rata lama sekolah Jatim 7,34, artinya siswa SMP kelas 2 pada semester 1, drop out,” ujarnya.
Sedangkan data terbaru BPS yang mana rata-rata lama sekolah di angka 7,59, dia artikan, rata-rata putus sekolah anak sekarang naik satu semester, di semester dua kelas 2 (kelas VIII) SMP.
“Ini harus terus didorong sampai tidak ada lagi yang putus sekolah, kata Khofifah ketika meninjau USP-BKS di SMA Trimurti Surabaya, Selasa (10/3/2020).
Sebab itulah, dia ingin tegaskan kepada seluruh warga Jatim, pemerintah memberi alokasi dana di bidang pendidikan yang sangat besar dalam APBD Provinsi Jawa Timur.
Dari total APBD Provinsi Jatim tahun 2020 sebesar Rp 35,1 trilliun, alokasi dana untuk bidang pendidikan mencapai 34,6 persen. Termasuk untuk inovasi mensubsidi SPP siswa Madrasah Aliyah.
Subsidi SPP untuk Madrasah Aliyah baru akan disalurkan pada tahun ajaran baru 2020/2021, Juli mendatang. Pemberian subsidi SPP itu baru bisa disalurkan setelah proses kajian hukum tuntas.
Sebab, sejatinya, Madrasah Aliyah bukanlah lembaga pendidikan yang ada di bawah kewenangan Pemprov Jatim. Madrasah Aliyah sebenarnya lembaga pendidikan di bawah Kementerian Agama (Kemenag).
“Kami ingin sampaikan dorongan ke siswa dan orangtua siswa, ayo sekolah! Jangan khawatir tidak bisa sekolah karena nggak duwe duit (tidak punya uang), apalagi ada beasiswa untuk kuliah S1,” ujarnya.
Tidak hanya rata-rata lama sekolah, Khofifah mengatakan, data BPS Jatim terbaru juga menunjukkan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang cukup signifikan.
IPM Jatim pada 2019 ada di angka 71,50. Tumbuh 1,03 poin dibandingkan data IPM di tahun 2018 yang ada di angka 70,77. Pertumbuhan IPM Jatim ini lebih tinggi dari provinsi lain.
IPM Jateng pada 2019 misalnya, hanya tumbuh 0,86 persen. Sementara IPM Provinsi DKI Jakarta, pada periode yang sama tahun lalu, hanya tumbuh 0,36 persen saja. (den/bas/ipg)