Prof Hatta Ali Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Airlangga melantik Prof. Moh Nasih sebagai Rektor Unair Periode 2020-2025 pada Selasa (16/6/2020) di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen Kampus C Unair, Surabaya.
Setelah melewati proses pemilihan sejak Januari 2020, Prof Moh Nasih kembali terpilih menjadi Rektor Unair untuk kedua kalinya. Pelantikan tersebut dihadiri sejumlah tokoh dan tamu internal, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Sebelumnya, penetapan Rektor Unair Periode 2020-2025 terpilih berdasar Rapat Pleno MWA (Majelis Wali Amanat) Unair yang berlangsung pada 31 Maret 2020 secara daring . Pemilihan rektor yang untuk kali pertama dilakukan secara online tersebut dipimpin langsung di Jakarta oleh Prof. M. Hatta Ali Ketua MWA Unair yang juga menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung (MA).
“Proses penjaringan dan seleksi tidak hanya akuntabel, yaitu digunakannya musyawarah mufakat oleh MWA (Majelis Wali Amanat, Red). Dari itu semua, kita yakin Unair akan dapat lebih maju lagi sebagai universitas yang terpandang, diakui dunia, dengan tetap menjunjung tinggi nilai excellence with morality,” ujar Prof Hatta Ali.
Dalam pelantikan itu, Prof Hatta Ali juga memberikan apresiasi terhadap seluruh tenaga kesehatan di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair) dan Rumah Sakit Khusus Inveksi (RSKI), termasuk dokter, koas, staf administrasi, relawan, dan peneliti Unair yang tulus ikhlas berada di garda depan membantu penanganan dan penyembuhan pasien Covid-19.
Ia juga mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya dokter RS Unair alm. Miftah Sarengat yang meninggal akibat berjuang melawan Covid-19.
“Pada saat yang sama kita patut berbangga pada kontribusi nyata Unair emnemukan kombinasi obat untuk Covid-19 yang ditemukan dr Purwati,” katanya.
Sementara itu, Prof Moh Nasih mengatakan, proses pemilihan rektor Unair secara musyawarah telah berlangsung hingga tiga periode. Menurutnya, kebiasaan musyawarah mufakat adalah iklim yang baik untuk mendukung aktivitas di perguruan tinggi.
“Kebiasaan musyawarah mufakat menjadi sangat baik dan mendukung proses aktivitas di perguruan tinggi. Karena dengan musyawarah mufakat, tentu tidak ada lagi kotak-kotak dan sekat-sekat,” katanya.
“Model musyawarah mufakat ini model yang sangat baik untuk kita teruskan, khususnya level perguruan tinggi yang mestinya dijauhkan dengan aspek yang sifatnya politis,” ujar Prof. Nasih.
Di sisi lain, pada saat pelantikan tersebut, Prof. Dr. Jaya Suprana Direktur Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Unair sebagai perguruan tinggi pertama yang menyelenggarakan pemilihan rektor secara daring di Indonesia bahkan dunia.
Penyerahan simbolis piagam dilaksanakan langsung dalam acara pelantikan Rektor Universitas Airlangga periode 2020-2025 pada Selasa (16/6/2020) secara daring di akun zoom dan youtube Unair. (bas/ipg)