Sebelum mampu menyelesaikan kebutuhan siswa dalam kaitannya dengan pendidikan, seorang guru profesional wajib memerdekakan diri sendiri. Ini disampaikan Prof. Ali Muzakki, M.Ag, Grad.Dip.SEA, M.Phil, Ph.D., Sekjen PWNU Jawa Timur, yang juga Dekan Fisip Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.
Seminar kebangsaan yang diikuti para guru tersebut bertajuk: Menjadi Guru Indonesia yang Merdeka, Prof. Muzakki menyatakan bahwa untuk menjadi guru yang merdeka maka seorang guru harus selesai dengan dirinya sendiri terlebih dahulu, baru bisa menyelesaikan masalah orang lain (siswa).
“Selain menyelesaikan dirinya sendiri, seorang guru harus memiliki jiwa nasionalis, serta memenuhi aspek literasi yang terdiri atas aspek akademik, aspek keagamaan, dan aspek kebangsaan, sehingga dapat diciptakan critical thinking (pola pikir kritis, red),” terang Muzakki yang juga Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur, Senin (24/2/2020).
Pernyataan Muzakki ini sekaligus menyoroti fenomena turunnya rasa nasionalisme dan kebangsaan di kalangan anak muda. Oleh karena itu, Guru, lanjut Muzakki punya posisi penting menjaga nasionalisme, dan membenahi negeri ini juga harus dimulai dari posisi guru, sebagai seorang pengajar, dan pemberi masukan, terlebih pada era post truth.
“Fungsi guru sendiri ada dua, yaitu sebagai sumber informasi (source of knowledge), dan sumber teladan(source of manner). Fungsi sebagai sumber informasi sendiri lama-lama sudah tergantikan oleh IT. Tapi guru tidak boleh lupa bahwa ia juga harus berfungsi sebagai sumber teladan,” tegas Muzakki di Auditorium kampus UKWMS Kalijudan, Surabaya.
Kompetensi guru diperoleh melalui pendidikan profesi, yakni Program Pendidikan Profesi Guru (Program PPG), yang merupakan program pendidikan yang diselenggarakan setelah program sarjana atau sarjana terapan untuk mendapatkan sertifikat sebagai pendidik.
Melalui Program PPG ini, kompetensi dan profesionalisme seorang guru saat mengajar atau memberikan pendidikan sebagai kewajibannya kepada siswanya di bangku sekolah dapat dibuktikan kualitasnya.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (FKIP UKWMS), sebagai penyelenggara program PPG, menggelar yudisium bagi 106 orang guru Bahasa Inggris, yang berasal dari sejumlah provinsi diantaranya provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kabupaten Manggarai, Timor Tengah Selatan (TTS), Pulau Flores dan Pulau Sumba.
Yudisium dilaksanakan di Auditorium Kampus UKWMS Kalijudan, diawali sambutan Prof. Dr. Agustinus Nadiman, Ketua Program Pendidikan Profesi Guru (Program PPG), dilanjutkan dengan pemberian Sertifikat Pendidik kepada calon wisudawan.
Selain menghadirkan Prof. Ali Muzakki, M.Ag, Grad.Dip.SEA, M.Phil, Ph.D., Sekjen PWNU Jawa Timur, yang juga Dekan Fisip Uinsa sebagai nara sumber seminar kebangsaan, turut hadir Drs. J.V. Djoko Wirjawan Ph.D., Wakil Rektor III UKWMS, serta Prof. Dr. Anita Lie Guru Besar FKIP UKWMS.(tok/ipg)