Jumat, 15 November 2024

Presiden Perintahkan Kementerian/Lembaga dan Pemda Prioritaskan Anggaran untuk Tiga Sektor

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Joko Widodo Presiden memimpin rapat kabinet terbatas melalui telekonferensi dari Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (20/3/2020). Foto: Biro Pers Setpres

Joko Widodo Presiden menginstruksikan jajarannya memangkas rencana belanja yang dianggap tidak prioritas, baik yang ada di APBN mau pun APBD.

Selain itu, Presiden juga meminta realokasi APBN dan APBD untuk tiga kegiatan prioritas pemerintah di tengah mewabahnya Virus Corona (COVID-19).

Arahan itu disampaikan Jokowi, dalam rapat kabinet terbatas melalui telekonferensi dari Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (20/3/2020).

“Yang pertama untuk bidang kesehatan, terutama dalam upaya pengendalian COVID-19. Yang kedua, untuk bantuan sosial. Yang ketiga, untuk insentif ekonomi bagi pelaku usaha dan UMKM sehingga mereka bisa tetap berproduksi dan terhindar dari terjadinya PHK,” ujarnya.

Untuk belanja anggaran kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah berupa perjalanan dinas, belanja rapat, dan pembelian barang-barang yang tidak prioritas, Presiden meminta supaya ditunda.

“Daya beli masyarakat betul-betul harus menjadi perhatian kita terutama rakyat kecil. Arahkan anggaran itu ke sana,” imbuhnya.

Terkait dengan kebijakan bantuan sosial pemerintah, Presiden menekankan kepada jajarannya agar kelanjutan dan pelaksanaan program-program seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Sembako, dan Beras Sejahtera (Rastra) dapat dilakukan sedini mungkin.

Hal yang sama juga berlaku bagi program rutin Dana Desa yang menurutnya perlu segera direalisasikan, juga diarahkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan padat karya tunai dan membantu penanganan COVID-19 di tingkat desa.

“Perlu saya tekankan sekali lagi, program padat karya tunai di semua kementerian dan lembaga harus diperbanyak. Satu-dua kementerian sudah mulai, tapi menurut saya perlu diperbanyak di semua kementerian lagi,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Jokowi menyatakan penyebaran Virus Corona yang menjadi pandemi global bukan cuma berisiko terhadap kesehatan masyarakat dunia, tapi juga berimplikasi pada perekonomian global.

Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan hanya akan berada di kisaran 1,5 persen dari sebelumnya sebesar kurang lebih 3 persen. Demikian halnya dengan Indonesia yang juga diprediksi akan mengalami penurunan.

“Tantangan itu harus kita hadapi dan harus kita jawab!” pungkasnya.(rid/tin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 15 November 2024
31o
Kurs