Presiden RI Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur (East Asian Summit) menyampaikan ketersediaan vaksin Covid-19 dalam waktu dekat di kawasan adalah keharusan.
“Presiden menyampaikan pertama East Asian Summit (EAS) harus meningkatkan kerja sama ketahanan kesehatan. Isu kesehatan sudah menjadi prioritas dalam EAS dan harus mendapat perhatian lebih besar,” kata Retno Marsudi Menteri Luar Negeri RI dalam pemaparan hasil Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur yang diikuti Presiden secara daring dari Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/11/2020).
“Dalam waktu dekat ketersediaan vaksin di kawasan adalah sebuah keharusan,” kata Menlu dilansir Antara, Minggu (15/11/2020).
Sedangkan untuk jangka panjang, kata Retno, Jokowi mengatakan kawasan harus lebih siap mengantisipasi pandemi.
Beberapa hal yang harus diprioritaskan adalah sistem menghadapi pandemi, mekanisme penyediaan obat-obatan, peralatan medis di kala darurat, pembentukan inventory buffer (inventaris cadangan) di kawasan untuk alat kesehatan, serta kapasitas industri kesehatan maupun riset teknologi kesehatan.
Presiden, ujar Retno, menyampaikan bahwa forum EAS harus dimanfaatkan untuk memperkuat kerja sama, dan membangun strategic trust. Di situasi sulit karena pandemi Covid-19 ini, ujar Retno, Presiden menekankan segala tantangan dapat diihadapi jika negara-negara dapat memperkuat kebersamaan dan kerja sama.
“Modal EAS sangat besar karena lima anggota EAS duduk di dewan keamanan PBB, delapan anggota EAS tergabung dalam G-20, EAS mewakili 54 persen penduduk dunia dan 58 persen Produk Domestik Bruto dunia,” ujar dia.
Dengan potensi tersebut, kata Menlu, Presiden menyampaikan bahwa kesepakatan dan upaya apapun yang dilakukan oleh EAS pasti berdampak besar bagi kawasan dan dunia.
Selain kerja sama kesehatan, kata Menlu, Presiden juga menginginkan EAS untuk menjadi penggerak perdamaian dan stabilitas dunia.
“Bibit perpecahan dan konflik tidak boleh dibiarkan, persatuan harus dikedepankan dalam melawan Covid-19,” harapnya. (dfn)