Achmad Yurianto Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan virus Corona mengatakan, sudah ada 69 laboratorium rapid test PCR yang sekarang aktif dan 35 laboratorium tes cepat Molekuler yang aktif.
“Ini kita himpun datanya kemudian spesimen akumulatif yang kita periksa sampai dengan hari ini sebanyak 229.334 spesimen,” ujar Yuri dalam konferensi pers di kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Jumat (22/5/2020).
Hari ini, kataYuri, sudah dilakukan pemeriksaan spesimen dan kemudian melakukan validasi data untuk kepentingan tracing sebanyak 9.359 spesimen.
Dari jumlah ini, kata dia, didapatkan hasilnya kasus konfirmasi Covid-19 meningkat sebanyak 634 orang, sehingga totalnya menjadi 20.796 orang. Kasus sembuh meningkat 219 orang, sehingga total menjadi 5.057 orang. Kasus meninggal 48 orang, sehingga total menjadi 1.326 orang.
Yuri menegaskan, sudah 395 kabupaten kota yang terdampak dari seluruhnya 34 provinsi.
Untuk pemantauan terhadap ODP, menurut Yuri, sampai saat ini sedang berjalan sebanyak 47.150 orang. Sementara kasus PDP yang saat ini sedang diawasi sebanyak 11.028 orang.
“Ini semuanya menggambarkan bahwa penularan masih terjadi. Bahwa di luar masih ada sumber penularnya, di luar masih ada kelompok masyarakat yang rentan tertular,” jelasnya.
Yuri menegaskan, sejauh ini masih terjadi penularan karena tidak rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun, tidak memakai masker, dan tidak menjaga jarak pada saat bertemu dengan orang lain, serta masih suka untuk tidak menghindari kerumunan.
“Inilah yang kemudian menjadi titik-titik di mana penularan itu masih terjadi dan kita bisa melihat dari data yang kita dapatkan pada hari ini bahwa kasus penularan masih saja terjadi,” kata dia.
“Oleh karena itu saudara-saudara sekalian, mari kita berkomitmen untuk memperkuat disiplin kita dan yang lebih penting lagi bersama-sama kita jaga untuk saling mengingatkan,” imbuhnya.
Yuri mengatakan,sudah lebih dari ratusan ribu spesimen yang diperiksa, kemudian juga puluhan ribu orang yang kemudian terinfeksi.
Menurut Yuri, ini disebabkan karena dinamika pergerakan manusia di dalam kaitan dengan aktivitas sosialnya.
“Oleh karena itu mari kita sama-sama menyadari betul bahwa bepergian apa pun alasannya apabila tidak diperlukan sama sekali sebaiknya tidak dilakukan apalagi mudik,” ujar Yuri.(faz/ipg)