Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar kedua pada balita di Indonesia. Namun, jika orang tua belum memahami apa itu pneumonia serta pencegahannya, orang tua tanpa sengaja dapat menyalahartikan gejala pneumonia sebagai gejala flu biasa. Sehingga anak tidak mendapatkan perawatan yang seharusnya.
Tanpa perawatan yang benar, pneumonia dapat mengakibatkan komplikasi seperti kesulitan bernafas, infeksi aliran darah, penumpukan cairan atau nanah di dalam atau di sekitar paru dan kematian.
Berikut adalah empat fakta mengenai pneumonia agar buah hati dapat terlindung dari penyakit tersebut, seperti dikutip dari siaran resmi Pfizer dan dilansir Antara, Jumat (25/9/2020):
1. Pneumonia penyebab kematian terbesar kedua pada balita di Indonesia
Berdasarkan data yang dihimpun UNICEF, lebih dari 19.000 anak balita di Indonesia meninggal akibat pneumonia pada 2018. Artinya, lebih dari dua anak di Indonesia setiap jamnya meninggal karena pneumonia.
2. Gejala Pneumonia dapat menyerupai gejala flu
Gejala awal dari pneumonia meliputi sesak napas, nyeri dada, demam, batuk, dan kehilangan nafsu makan, yang mudah disalahartikan sebagai gejala flu biasa.
Orangtua sebaiknya jangan menunggu sampai anak terkulai lemas untuk memastikan bahwa anak sedang sakit. Ketika ritme napas anak menjadi cepat, dan anak tampak tidak nyaman ketika bernapas, segera bawa si kecil ke dokter.
3. Pneumonia dapat menular lewat berbagai agen dan medium
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai agen, mulai dari bakteri, virus, hingga jamur. Salah satu penyebab pneumonia yang paling umum adalah infeksi dari bakteri Streptococcus pneumoniae (pneumokokus). Agen tersebut dapat berpindah melalui udara (ketika batuk atau bersin), melalui darah termasuk dari persalinan, atau dari permukaan yang terkontaminasi.
4. Imunisasi PCV untuk melindungi anak
Orangtua dapat melindungi sang buah hati dengan menjalankan empat langkah sederhana, yakni melakukan imunisasi PCV ketika anak berusia 2, 4, 6, dan 12-15 bulan.
Cara efektif untuk melindungi anak-anak dari pneumonia adalah melalui imunisasi, meliputi imunisasi terhadap kuman Hib, pneumokokus, campak dan pertusis.
Pneumonia yang disebabkan bakteri pneumokokus dapat dicegah dengan imunisasi pneumococcal conjugate vaccine (PCV). Imunisasi PCV perlu dilakukan pada usia anak 2, 4, dan 6 bulan, dengan booster pada usia 12-15 bulan.
Namun, jika bayi sudah melewati usia 6 bulan dan belum menerima imunisasi PCV, maka pemberian imunisasi PCV dapat dilakukan sebagai berikut:
Pada usia 7-12 bulan: Imunisasi PCV dilakukan sebanyak 2 kali dengan jarak paling sedikit 1 bulan, dengan ditambah 1 dosis booster di usia 12 – 15 bulan.
Pada usia 1-2 tahun: Imunisasi PCV dilakukan sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan.
Pada usia di atas 2 tahun: Imunisasi PCV hanya dilakukan 1 kali. (ant/ang)