Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) menyelenggarakan program Kampanye Penggunaan Masker.
“Dalam program ini, kami bergerak untuk tidak saja menganjurkan pemakaian masker kepada masyarakat, tetapi juga turut menopang perekonomian rakyat dengan memfasilitasi UKM di berbagai kota untuk memproduksi masker secara massif. Masker yang diproduksi akan dipasarkan dengan konsep solidaritas sosial, artinya masyarakat yang mampu akan membeli masker dan dengan pembeliannya itu mereka juga mendonasikan satu masker lain untuk dibagikan PTI kepada masyarakat yang kurang mampu,” kata Lisa Zen Purba, Koordinator Kampanye Masker PTI.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Kementerian Tenaga Kerja RI, krisis pandemi Covid-19 ini, setidaknya telah membuat 2,8 juta pekerja kehilangan pekerjaannya. Krisis PHK tertinggi pada industri padat karya seperti pariwisata dan industri manufaktur lainnya terutama industri pakaian jadi (garmen).
“Kamisudah melakukan riset, yang menunjukkan lebih dari 75% pekerja garmen adalah perempuan, yang dirumahkan atau di PHK tanpa kompensasi yang cukup, sehingga jutaan pekerja yang kehilangan pekerjaan ini terancam rawan pangan. Itulah sebabnya, memberikan order pada mereka untuk dapat menyambung hidup sampai situasi perekonomian memungkinkan kembali, menjadi tujuan utama dari kampanye masker PTI, selain juga bertujuan untuk mencegah penyebaran virus corona,” jelas Lisa dalam siaran pers yang diterima suarasurabaya.net, Kamis (7/5/2020).
Sejauh ini, PTI telah bekerja sama dengan setidaknya 26 konveksi rumahan yang melibatkan setidaknya 200 perempuan penjahit di Jakarta, Bandung Raya, Bogor, Tasikmalaya dan Garut.
“Jawa Barat menjadi pilihan utama, karena selain provinsi dengan populasi dan jumlah tenaga kerja terbesar, tingkat pengangguran juga sangat tinggi, tetapi juga karena merupakan salah satu pusat industri garment di Indonesia,” Myra Winarko, Koordinator Umum TPI, menambahkan.
“Kami dalam waktu segera juga akan memulai program kampanye untuk mendesak pemilik brand atau buyer internasional terutama produk garmen (seperti H&M, Zara, GAP, dan banyak lainnya) agar tidak serta merta mencabut dan membatalkan seluruh order terhadap pabrik-pabrik subkontrak mereka di Indonesia. Kampanye ini berhasil untuk Bangladesh, dan akan mulai kita launching di Indonesia, sebagai upaya kita untuk mendukung pemerintah melakukan pemulihan ekonomi pasca Covid nanti,” jelas Myra Winarko.
Sementara itu Dede Radinal, Koordinator Program PTI, juga menjelaskan kalau PTI berencana untuk terus memperbesar produksi masker dengan melibatkan semakin banyak UKM, dengan memperluas pemasaran dan gerakan solidaritas sosial melalui Warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri (diaspora).
“Kami telah membangun jaringan dengan diaspora Indonesia di Amerika Serikat untuk kegunaan ini. Kita berharap, gerakan Perempuan Tangguh Indonesia tidak akan berhenti sebagai pendistribusi bantuan sembako, alat kesehatan untuk rumah sakit, dan warung nasi saja, tetapi kita juga melakukannya dalam konteks membangun ketahanan ekonomi masyarakat agar mempermudah economic recovery yang apabila hanya dilakukan pemerintah, tentu saja akan sangat berat,” ujarnya.
Berbagai tokoh publik -antara lain Yenny Wahid, Chelsea Islan, Tompi, Prof. Hikmahanto Juwana S.H.,LL.M.,Ph.D., Kompol Vivick Tjakung, Yanti Airlangga, Ivanka Slank, Once Mekel, Susi Susanti, Alan Budikusuma, Ivana Lie, Liliana Tanoesoedibjo, Jacklyn Choppers, Iis Sugianto, Prof.Dr.dr. Sarma Lumbanraja SP Og, AKBP Buddy Towoliu, Bens Leo, Rudy Choirudin, Lilo KLA Project telah berpartisipasi di dalam gerakan kampanye pemakaian masker yang sebenarnya telah dimulai oleh PTI sejak bulan Maret 2020, tapi lebih digalakkan lagi pada bulan Mei ini.
“KITA BISA! Kalau kita mampu kompak bergotong royong, maka kita bisa tidak saja menghentikan penyebaran Covid-19 ini, tetapi juga kita bisa bersama-sama membangkitkan kembali keterpurukan kita dan membangun kembali perekonomian rakyat dengan kuat. Kami mengajak seluruh masyarakat untuk
bergerak bersama Perempuan Tangguh Indonesia,” pungkas Myra Winarko.(ipg)