Sabtu, 23 November 2024

Pendidikan di Jatim Punya PR Besar di Tengah Pandemi Covid-19

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur di Forum Komunikasi Komisi D DPRD Jatim di Semarang, Selasa (24/11/2020) pagi. Foto: Humas Pemprov Jatim

Selain harus menghadapi berbagai dampak dari Pandemi Covid-19, pendidikan di Jawa Timur punya pekerjaan rumah (PR) besar yang perlu solusi. Terutama soal disparitas kualitas pendidikan antardaerah antarlembaga.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur yang menyatakan ini. Disparitas kualitas pendidikan antardaerah dan antarlembaga ini masih tinggi. Terutama untuk memenuhi standar pendidikan nasional.

“Kondisi ini akan sangat mempengaruhi kualitas lulusan dari masing-masing daerah/lembaga,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima suarasurabaya.net, Selasa (24/11/2020), berkaitan peringatan Hari Guru Nasional.

Belum optimalnya kualitas, kuantitas, dan sebaran tenaga pendidik/guru di Jawa Timur, serta belum optimalnya angka partisipasi pendidikan khusus dan layanan khusus untuk anak penyandang disabilitas juga menjadi PR.

Khofifah mencatat, angka siswa di Jawa Timur yang melanjutkan ke perguruan tinggi masih rendah. Hanya sekitar 32,3 persen lulusan SMA dan 20 persen lulusan SMK yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

Dampaknya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Timur masih tergolong rendah. IPM Jatim berada pada rangking ke-15 secara nasional dengan nolai 71,50. Karena itu perlu adanya percepatan peningkatan IPM di Jatim.

Khofifah bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur, melalui misi Jatim Cerdas sebagai bagian dari Nawa Bhakti Satya, berkomitmen mencari solusi atas semua PR besar itu dalam pembangunan pendidikan di Jatim.

Salah satu langkahnya, yakni dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp11,8 triliun untuk sektor pendidikan dalam Rancangan APBD 2021. Anggaran itu difokuskan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.

“Tentu saja didalamnya termasuk peningkatan kesejahteraan dan serta pengembangan kompetensi para guru dan tenaga kependidikan. Khususnya untuk 20 ribu lebih Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT),” ujarnya.

Dia pun meminta kepada seluruh guru di seluruh penjuru Jawa Timur untuk menata niat, membulatkan tekad dan membangun semangat meningkatkan kualitas pendidikan di Jawa Timur.

Tidak hanya menyampaikan permintaan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, Khofifah pada kesempatan yang sama mengapresiasi peran guru di Jatim yang telah membantu siswa untuk meraih prestasi.

Di tengah pandemi Covid-19, pelajar di Jatim telah banyak menorehkan prestasi. Salah satu yang baru saja diraih pelajar di Jatim adalah Juara Umum Kompetisi Sains Nasional.

“Alhamduillah, dalam kondisi seperti ini, anak-anak kita bisa mengukir prestasi terbaiknya dalam ajang Kompetisi Sains Nasional (KSN) tahun 2020,” kata Khofifah.

Perolehan 70 medali yang terdiri dari 19 medali emas, 24 perak, dan 27 perunggu mewujudkan mimpi Jawa Timur untuk menjadi juara umum KSN setelah menunggu 18 tahun sejak aktif mengikuti kompetisi tersebut mulai 2002 silam.

Juara umum KSN 2020 ini bukan satu-satunya. Masih ada ratusan prestasi lain berskala nasional dan internasional yang telah diraih pelajar di Jawa Timur selama 2020 ini.

“Saya yakin sepenuhnya, prestasi anak-anak kita itu berkat bimbingan dan asuhan para guru yang dengan penuh dedikasi mendapingi anak didiknya. Selamat Hari Guru Nasional, bangkitkan semangat mewujudkan Merdeka Belajar,” ujarnya.(den/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs