Balai Taman Nasional (TN) Komodo menyatakan penataan sarana prasarana wisata alam di resort Loh Buaya, Pulau Rinca, yang masuk dalam kawasan TN Komodo dilakukan untuk peningkatan kualitas pelayanan publik secara berkelanjutan.
Lukita Awang Kepala Balai TN Komodo melalui akun resmi instagram Taman Nasional Komodo, Rabu (28/10/2020) mengatakan peningkatan kualitas pelayanan publik itu dilakukan karena melihat tren peningkatan wisatawan selama lima tahun terakhir yang cenderung meningkat.
“Tentunya penataan yang lebih terkonsentrasi pada satu titik akan lebih menjamin proses pelaksanaan ekowisata yang aman untuk jangka panjang,” katanya, dilansir Antara, Rabu (28/10/2020).
Lukita mengatakan bahwa penataan itu juga sudah melalui proses yang cukup panjang terkait dengan perizinan dan pertimbangan ilmiahnya.
Ia juga mengatakan Balai TN Komodo bersama mitra terus memantau perkembangan penataan setiap harinya guna memastikan agar integritas ekosistem dan kelestarian satwa Komodo (Veranus Komodoensis) tidak terganggu. Protokol Covid-19 pun tetap diterapkan di lapangan.
Pihaknya menjelaskan TN Komodo memiliki luas 173.300 hektare (ha). Dari luas itu 58.499 ha adalah daratan dan 114.801 ha adalah kawasan perairan yang dikelola dengan sistem zonasi dan pendekatan Resort-Based Management.
Resort atau Pos Jaga Loh Buaya adalah salah satu dari 13 resort penjagaan di Taman Nasional Komodo. Loh Buaya sendiri memiliki luas wilayah sebesar 15.059,4 ha, di mana 129.47 ha merupakan zona pemanfaatan wisata daratan atau 0.22 persen dari total luas wilayah daratan Taman Nasional Komodo.
Loh Buaya menjadi destinasi favorit bagi wisatawan yang memiliki waktu kunjungan yang relatif singkat karena jaraknya cukup dekat dengan Labuan Bajo.
“Destinasi ini cenderung menerima tingkat kunjungan wisatawan harian yang lebih tinggi dibandingkan destinasi lainnya di dalam kawasan,” tambahnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa Komodo di lembah Loh Buaya berjumlah kurang lebih 60 ekor, 15 di antaranya hidup pada lokasi yang sekarang sedang ditata ulang.
Balai TN Komodo, ujar dia, bersama dengan pakar komodo yakni dari Yayasan Komodo Survival Program terus memantau status populasi dan menjaga kelestarian satwa komodo menggunakan pendekatan ilmiah terkini dan reliable.
Lukita juga menambahkan populasi satwa Komodo selama lima tahun terakhir relatif stabil. Oleh sebab itu, katanya, proses penataan kawasan itu tidak memberikan dampak terhadap keselamatan satwa.
Penjagaan dan pengawasan oleh ranger juga terus dilakukan sehingga kecelakaan kerja saat penataan tidak akan terjadi. Komodo secara alami akan menjauh dari kehadiran entitas lain dan dapat bebas berjalan di habitatnya tanpa terganggu.(ant/dfn/tin)