Pengembangan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (TNBTS) menjadi satu dari tiga proyek prioritas yang masuk dalam Peraturan Presiden 80/2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Jatim.
Emil Elestianto Dardak di hadapan para Konsultan Konstruksi dan non-Konstruksi yang tergabung dalam Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Jatim cukup detail memaparkan soal pengembangan TNBTS ini.
Beberapa waktu lalu, rencana Pemprov Jatim membangun cable car (kereta gantung) di TNBTS cukup menjadi perhatian. Masyarakat penyedia jasa layanan akomodasi dan transportasi setempat sempat menolak.
Mereka menganggap, pembangunan cable car akan merusak kawasan konservasi dan ekosistem di lingkungan TNBTS serta berdampak pada usaha masyarakat. Baik ojek, kuda, motor maupun transportasi mobil gunung.
Cable car sebenarnya hanya satu dari sejumlah upaya Pemprov Jatim mendongkrak ekonomi TNBTS di tengah makin terbatasnya kapasitas destinasi favorit wisatawan, yakni di Puncak Penanjakan.
Dalam proyek pengembangan TNBTS di Perpres 80/2019, Pemprov Jatim sebenarnya punya dua strategi pengembangan. Mendorong wisatawan menikmati BTS dari spot lain, dan mengembangkan wisata kaki gunung Bromo.
Cable car menjadi bagian dari strategi pertama yang mana Pemprov Jatim sebenarnya ingin mendorong wisatawan menikmati bromo dari Lumajang, yakni di Puncak B29 atau dari Danau Ranu Pani.
“Nah, ini membutuhkan akses Probolinggo-Lumajang yang lebih baik,” ujarnya.
Cable Car, kata Emil, sebenarnya akan dibangun tidak sampai ke Puncak Penanjakan. Saat ini, Pemprov Jatim masih mematangkan bersama pemangku kebijakan setempat soal titik pembangunan cable car ini.
“Yang tidak menggangu ekologi dan keaslian TNBTS,” ujarnya.
Emil kemudian menjelaskan soal strategi kedua, yakni mengubah konsep wisata populer di TNBTS dari Puncak Penanjakan menjadi wisata lereng Gunung Bromo. Dengan mengembangkan daya tarik wisata di kaki Gunung Bromo.
Bromo Vulcania Park adalah salah satu bagian dari strategi ini. Sebuah taman vulkanik buatan yang terinspirasi dari Vulcania Park yang ada di salah satu daerah Prancis. Sudah ada organisasi internasional yang mendukung ini.
“Kami ingin wisatawan yang ke Bromo tidak hanya tertarik di Puncak Penanjakan saja. Di kaki gunung Bromo banyak keindahan alam dan panorama. Nah tentunya daya tarik ini harus disuplemen juga dengan wisata buatan,” ujarnya.
Bromo Vulcania Park, kata Emil, secara tematik sudah nyambung dengan TNBTS itu sendiri. Rencana pembangunannya sebenarnya sudah lama digagas dan didukung International Labour Organization (ILO).
“Nah ini sudah masuk dalam usulan di dalam daftar Perpres 80/2019. Kami berharap bisa mulai merintis persiapan untuk mewujudkan kembali ini, apalagi dengan adanya tol Pandaan-Malang,” ujarnya.
Rencana pembangunan Bromo Vulcania Park ini sudah digagas sejak 2009 silam, yang mana ILO saat itu berniat membantu Kabupaten Malang mengembangkan wisata buatan ini dengan memilih salah satu desa.
“Kalau tidak salah 2010 lalu, ya, Desa Ringin Anom Kecamatan Poncokusumo ini yang akan dikembangkan mengikuti (konsep) vulcania park di Prancis. Tapi saya masih harus memastikan sama pak bupati, lokasinya di mana,” katanya.
Sayangnya, niat untuk mewujudkan Bromo Vulcania Park ini kembali tersendat dengan adanya Pandemi Covid-19. Dalam situasi ini, investor masih akan berpikir panjang untuk menanamkan modal di bidang pariwisata.
“Ini sedang kami matangkan targetnya. Apalagi masih pandemi. Kami harus jujur, sepanjang 2020 ini investasi di bidang tourism ini agak tertahan. Kalau on going mereka mungkin masih mau coba,” ujarnya.
Pemprov Jatim pun, kata Emil, akan mereview ulang strategi untuk membangkitkan kembali iklim pariwisata di tengah Pandemi Covid-19 sehingga investor tertarik untuk berinvestasi di bidang ini.
Untuk mendukung Bromo Vulcania Park, kata Emil, tidak menutup kemungkinan potensi pengembangan wisata baru di sisi timur Kabupaten Malang turut terdongkrak seiring kemudahan akses yang ada.
Tersambungnya Tol Pandaan-Malang menjadi angin segar pengembangan wisata di sisi timur Kabupaten Malang itu. Mengutip Khofifah Gubernur Jatim, Emil bilang, Tol Pandaan Malang ini bisa tersambung sampai ke Kepanjen.(den/tin)