Pemkot Surabaya memastikan tidak ada klaster Pakuwon Mall dan Tunjungan Plaza dalam penyebaran Covid-19 di Surabaya. Karena tidak ada penyebaran virus yang bersumber dari Pakuwon Mall atau PTC.
Febria Rachmanita Koordinator Bidang Pencegahan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya mengatakan, berdasarkan hasil tracing yang dilakukan, tidak ditemukan adanya klaster Pakuwon Mall.
“Jadi kalau Pakuwon Mall itu tidak ada di dalam klaster. Karena dia sumber penularannya itu tidak di Pakuwon,” ujar Feny sapaan akrabnya di Balai Kota, Selasa (12/5/2020).
Feny menjelaskan, kalau dilihat hasil tracing, penularannya tidak di Pakuwon. Artinya tidak ada di Pakuwon Mall yang sakit. Namun, penularannya di pesta pernikahan.
“Ada di dalam acara pernikahan dan ketemu ikut seminar,” katanya.
Dari data tracing, memang ada empat orang terkonfirmasi positif. Empat orang ini setelah dilacak pernah mengikuti kegiatan berbeda-beda dengan waktu yang berbeda pula. Ada yang pernah menghadiri pesta pernikahan di Pakuwon, ada yang pernah mengikuti Seminar di Pakuwon, dan ada seorang pengunjung Mall setelah dilacak dia dari Jakarta. Empat kasus ini kemudian terputus, berhenti dan tidak ada penularan baru.
“Kalau disebut klaster harusnya prosesnya berjalan terus. Misalnya ada 3 atau 4 kasus confirm, di sana berjalan terus maka dimasukkan klaster. Memang ada yang positif tapi tidak bekerja di Pakuwon Mall. Bukan pedagang di Pakuwon Mall,” katanya.
Feny lantas membeberkan kalau di Surabaya itu ada tujuh klaster pokok yang kemudian terinci dalam beberapa sub klaster.
“Di Surabaya itu ada 7 kelompok klaster: area publik, tempat kerja, luar negeri, transmisi lokal (bisa dari daerah), pelatihan, asrama atau sekolah, dan pemukiman. Pemukiman itu kita kelompokkan sesuai jalan seperti Jalan Manukan Kulon, Jalan Gresik PPI. Area publik itu ada Pasar Genteng, Pasar Keputran, Pasar Gresik PPI, PGS, Kapasan, dan Masjid,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya ini. (bid/ang)