Muhammad Fikser Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) menyatakan, Pemerintah Kota Surabaya belum memiliki peta utilitas yang mencakup jaringan pipa PDAM. Peta digital yang dimiliki hanya mencakup jaringan bawah tanah untuk CCTV yang terintegrasi traffic light.
Fikser mengatakan, tahun ini akan dibuat peta jaringan PDAM ke dalam satu peta. Hal itu untuk memudahkan warga yang akan membangun sesuatu tidak melanggar utilitas di bawah tanah.
“Aset pemkot sudah kami masukkan satu peta ada di Bappeko dan Dinas Cipta Karya. Hanya saja, kalau PDAM belum gabung. Kami masih mau rapatkan, jaringan pipa PDAM yang besar-besar itu juga bisa masuk,” kata Fikser dihubungi suarasurabaya.net, Senin (9/3/2020).
Selain jaringan pipa PDAM, Pemkot juga mau mengintegrasikan data utilitas PGN dalam satu peta. Sehingga memudahkan warga untuk menentukan bangunan sejak mulai mengurus izin IMB.
“Kami masih mau rapatkan, agar warga yang mau mengurus prizinan bisa mendapatkan informasi menyeluruh. Memang arahnya kami tampilkan ke sini,” katanya.
Selama ini peta utilitas ini masih berupa dokumen foto yang dikumpulkan dalam satu foto digital. Menurut Fikser, untuk menjadi aplikasi tersendiri belum terwujud.
“Belum kalau berupa aplikasi. Ini masih foto yang didigitalisasi dalam satu peta,” katanya.
Sebelumnya, pecahnya pipa air bersih berdiameter 1.000 milimeter milik PDAM Surya Sembada, Kamis 5 Maret kemarin di areal parkir Masjid Assalam di dalam Perumahan Purimas Gunung Anyar Surabaya perlu menjadi pelajaran.
Pihak masjid yang hendak melakukan pembangunan perluasan masjid melakukan pembangunan secara mandiri dengan kontraktor yang ternyata tidak berkoordinasi dengan pemilik utilitas. (bid/iss/ipg)