Sabtu, 23 November 2024

Pemerintah Ingin Masyarakat Tetap Produktif dan Aman dari Covid-19

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Joko Widodo Presiden. Foto : Biro Pers Setpres

Joko Widodo Presiden menegaskan, pemerintah belum berencana melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sudah diterapkan di sejumlah daerah untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Pemerintah tetap memprioritaskan keselamatan masyarakat. Tapi, untuk mengatasi risiko di sektor lain terutama perekonomian, maka perlu ada tatanan kehidupan baru.

Maka dari itu, pemerintah melakukan pemantauan berdasarkan data dan fakta di lapangan, untuk menentukan waktunya masyarakat bisa kembali produktif serta tetap aman dari ancaman Covid-19.

Pernyataan itu disampaikan Presiden dalam keterangan pers, petang hari ini, Jumat (15/5/2020), dari Istana Merdeka, Jakarta.

“Keselamatan masyarakat tetap harus menjadi prioritas. Kebutuhan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru,” kata Presiden.

Menurut Jokowi, pemerintah memperhatikan kondisi masyarakat yang terkena dampak Covid-19, seperti mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), dan kehilangan penghasilan.

“Pemerintah harus sangat hati-hati. Jangan sampai keliru memutuskan. Tapi kami juga harus melihat kondisi masyarakat sekarang ini. Kondisi yang terkena PHK dan kondisi masyarakat yang menjadi tidak berpenghasilan lagi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Presiden mengatakan, nantinya, masyarakat bisa beraktivitas normal dengan berbagai penyesuaian untuk hidup berdampingan dengan Covid-19.

Karena, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Virus Corona akan tetap ada di tengah masyarakat, dan perlu waktu lama untuk menghilangkan virus tersebut.

“Informasi terakhir dari WHO yang saya terima, walau kurvanya sudah agak melandai atau nanti menjadi kurang, tapi virus itu tidak akan hilang. Artinya kita harus berdampingan hidup dengan Covid. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, berdamai dengan Covid. Sekali lagi, yang penting masyarakat produktif, aman, dan nyaman,” tegasnya.

Hidup berdampingan dengan Covid-19, kata Jokowi, bukan berarti pesimis atau menyerah. Tapi, itu menjadi menjadi titik tolak menuju tatanan kehidupan baru, di mana masyarakat beraktivitas dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.

“Berdampingan itu justru kita tidak menyerah, tapi menyesuaikan diri. Kita lawan keberadaan Covid-19 dengan mengedepankan dan mewajibkan protokol kesehatan yang ketat. Pemerintah akan mengatur agar kehidupan kita berangsur-angsur kembali normal sambil melihat dan memperhatikan fakta-fakta yang terjadi di lapangan,” paparnya.

Presiden yakin, masyarakat bisa kembali produktif dan terhindar dari Covid-19 kalau dispilin menjaga jarak aman, memakai masker, dan sering mencuci tangan dengan sabun.

“Covid-19 penyakit berbahaya, tapi kita bisa mencegah dan menghindarinya asal jaga jarak yang aman, cuci tangan setelah beraktivitas, pakai masker. Ini penting. Jadi dalam tatanan kehidupan baru nanti memang itu yang harus kita pegang,” sebutnya.

Kalau tahapan masyarakat produktif aman dari Covid-19 diterapkan, sektor usaha seperti rumah makan, kata Presiden bisa beroperasi lagi.

“Tentu saja nanti kalau sudah diputuskan, sektor-sektor usaha yang tutup bisa berangsur-angsur dibuka kembali. Tentu dengan cara-cara yang aman dari Covid agar tidak menimbulkan resiko meledaknya wabah. Saya ambil contoh misalnya rumah makan isinya hanya 50 persen, jarak antar kursi dan meja diperlonggar,” ungkapnya.

Tapi, Jokowi belum menentukan kapan pelaksanaan tahapan masyarakat produktif aman dari Covid-19 dimulai.

Presiden bilang, akan terus melakukan evaluasi dan melihat data seperti kurva positif, pasien yang sembuh, dan kurva yang meninggal dunia, sebelum mengambil keputusan.(rid/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs