Situasi kota Madinah hampir bisa dikatakan normal seperti hari-hari biasanya, sekalipun tampak lebih sepi namun semua kegiatan ibadah di kota Nabi Muhammad SAW ini berlangsung normal.
“Untuk sementara ini kayaknya belum ada pengaruh apa-apa. Bedanya hari ini Madinah agak longgar. Habis sholat biasanya hari pertama-pertama, wah, sulit sekali cari jalan keluar. Sekarang longgar karena tidak ada jamaah umrah yang masuk dari negara manapun,” kata Ustaz Suudi Sulaiman Pembimbing Ibadah Shafira Tour kepada Radio Suara Surabaya, Jumat (28/2/2020) siang.
Dampak penangguhan umrah oleh kerajaan Arab Saudi ini, lebih banyak dirasakan oleh para pedagang di Madinah. Mereka mengaku omzet harian mareka turun pascakebijakan tersebut. Mengingat, mayoritas para pembeli adalah jamaah dari Indonesia.
“Pedagang-pedagang itu agak resah, toko-toko kecil yang jual makanan saat saya datangi bilang ‘setelah Anda pulang, saya tidur 15 hari’, karena kebanyakan pembeli dari jamaah Indonesia. Kalau tidak ada (jamaah) Indonesia, mereka sepi,” ujarnya.
Meski begitu, Suudi mengatakan tidak ada pengaruh yang signifikan bagi para jamaah yang sudah berada di Madinah sebelum kebijakan penangguhan. Semua berjalan lancar seperti biasa, sekalipun sekarang ini lebih banyak jamaah yang menggunakan masker.
Sebelumnya, Pemerintah Arab Saudi memberlakukan penangguhan sementara bagi umat muslim dari luar negaranya yang ingin menunaikan ibadah umrah. Kebijakan tersebut sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Corona. Pernyataan itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Arab Saudi melalui akun resminya, pada Kamis (27/2/2020) pagi, sekitar pukul 06.21 WIB.
Joko Widodo Presiden mengaku akan menghormati dan memahami kebijakan Arab Saudi. Menurut Presiden, kesehatan dan keselamatan warga memang harus menjadi prioritas.(tin/rst)