Program One Day One Journal Arjunu LPTNU, dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kualitas jurnal. Ditingkat nasional terakreditasi maupun internasional bereputasi.
Regulasi pemerintah wajibkan mahasiswa S1, S2 hingga S3 menulis artikel di jurnal ilmiah sebagai satu diantara prasyarat kelulusan, disambut baik Arjunu LPTNU dengan program One Day One Journal untuk peningkatan kualitas jurnal.
Melihat pentingnya publikasi artikel di jurnal ilmiah, serta perlunya peningkatan kualitas jurnal ilmiah yang dimiliki Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU), maka Asosiasi Relawan Jurnal (Arjunu) membuat terobosan baru untuk meningkatkan publikasi artikel ilmiah di jurnal nasional dan meningkatkan kualitas jurnal di bawah naungan LPTNU.
Fifi Khoirul Fitriyah, M.Pd., Ketua Umum Asosiasi Relawan Jurnal (Arjunu) LPTNU, Selasa (3/3/2020) menyampaikan bahwa Arjunu bertujuan untuk mewadahi pengelola jurnal khususnya dikalangan PTNU (Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama) agar mampu meningkatkan kualitas jurnalnya.
“Program ini bermula atas kebutuhan jurnal kurang terwadahi, kurang terkoneksi dan kurang kolaboratif. Diperlukan wadah, melakukan aksi cross contributors dari sisi author, editor, dan reviewer. Kemudian lahirlah konsep take and give Arjunu,” terang Fifi Khoirul Fitriyah.
Fifi yang juga dosen S1 PG PAUD Unusa ini menambahkan bahwa Akreditasi Jurnal Nasional (Arjuna) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti) dengan Arjunu punya perbedaan, tetapi masih saling terkait antara satu dengan lainnya.
Sehingga dapat dianggap keberadaan Arjunu akan membantu tercapainya target-target yang diharapkan dari dibuatnya Arjuna.
“Arjuna adalah sarana dan sistem yang mengukur kelayakan jurnal dan dikelola Kemenristekditi, sedangkan Arjunu bisa disebut sebagai satu diantara konsumen dari jurnal Arjuna yang akan dinilai. Sedangkan Arjunu diinisiasi langsung oleh LPTNU Jawa Timur,” tambah Fifi.
One Day One Journal, lanjut Fifi merupakan program bedah jurnal secara lokal di Arjunu dalam rangka mempersiapkan jurnal-jurnal PTNU (Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama) yang siap akreditasi di Arjuna.
Setidaknya ada 11 asesor dari Jawa timur maupun luar Jawa timur yang melakukan pengawasan dan penilaian diantaranya adalah Siti Mutrofin, S.Kom M.Kom., Busro, S.Ud., M.Ag., Muhamad Ratodi, ST., M.Kes., Ahmad Ajib Ridlwan, S.Pd., M.SEI., Dr. Anas Muhammad., Dr. H. Hasan Baharun, M.Pd., Ahmad Sirojudin, M. Pd.I., M. Arif Khoiruddin, S.Sos.I., M.Pd.I., Zaenal Arifin, S.Pd.I., Tyas Alhim Mubarok, S.Si., M.Hum., dan Edris Zamroni, M.Pd.
“Ke 11 assesor Arjunu secara bergantian setiap hari membedah jurnal, dan jumlah yg dibedah sesuai bahkan lebih banyak dari usia lahir Arjunu yang dibentuk pada Senin (24/2/2020). Harapan kami jurnal-jurnal di bawah PTNU bisa lebih baik melalui sinergitas Arjunu dengan relawan-relawan jurnal lain,” tegas Fifi, Selasa (3/3/2020).
Satu diantara mahasiswa program Doktoral Universitas Negeri Surabaya (Unesa) angkatan 2018, Rudi Umar Susanto, M.Pd., secara khusus memberikan apresiasi atas terbentuknya Arjunu dengan program yang digelar One Day One Journal. Melalui program tersebut diharapkan akan tercipta jurnal-jurnal yang baik dan terakreditasi.
Sebagai dosen dan mahasiswa Rudi Umar Susanto melihat saat ini, satu diantara poin penting dalam menjalankan fungsi Tridharma Perguruan Tinggi dosen adalah melaksanakan penelitian dan mempublikasikan hasil pemikiran serta analisisnya.
“Kinerja dosen sangat dipengaruhi seberapa luas dan berkualitasnya publikasi para dosen tetapnya. Tuntutan publikasi akademik Perguruan Tinggi memberikan dampak cukup besar terhadap kesadaran dosen pentingnya melakukan kajian, penelitian dan menulis karya ilmiah,” pungkas Rudi yang menjadi dosen pada S1 Pendidikan Bahasa Inggris Unusa.(tok/ipg)