Jumat, 22 November 2024

Nuzulul Quran dan Khotmil Quran Kubro Daring di Jatim Pecahkan Rekor MURI

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa berdiri di layar yang memuat gambar dua piagam penghargaan atas dua Rekor MURI yang dia dapatkan, di Grahadi, Surabaya, Jumat (15/5/2020). Foto: Humas Pemprov Jatim

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur memecahkan dua rekor sekaligus dan mendapatkan piagam penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI).

Rekor pertama adalah perhelatan Nuzulul Quran 1441 Hijriah secara Dalam Jaringan (daring/online). Rekor kedua adalah Khotmil Quran Kubro secara Daring Terbanyak.

Jaya Suprana Pendiri MURI menyerahkan piagam penghargaan dari Jakarta kepada Khofifah di Grahadi, Surabaya, melalui video conference, Jumat (15/5/2020).

Dia tegaskan, kedua rekor itu bukan rekor biasa. Tidak hanya rekor Indonesia, menurut pria yang juga seorang pianis itu, keduanya adalah rekor dunia.

Belum pernah ada, katanya, Nuzulul Quran dan Khotmil Quran Kubro secara daring di dunia, yang digelar di sebuah wilayah yang cukup luas seperti Jawa Timur.

“Ini adalah prestasi superlatif yang layak dibanggakan bukan hanya oleh warga Jatim, tetapi juga seluruh bangsa Indonesia,” kata Jaya kepada Khofifah.

Jaya Suprana Pendiri MURI saat berbincang dengan Khofifah Gubernur Jatim via video conference, Jumat (15/5/2020). Foto: Humas Pemprov Jatim

Dalam penyerahan penghargaan itu, Jaya sempat bertanya kepada Khofifah tentang penyelenggaran dua kegiatan itu di tengah pandemi Covid-19.

Khofifah menjelaskan detail prosesnya dari dari pelaksanaan dan niat utamanya menggelar itu sebagai ikhtiar untuk mendapatkan berkah Alquran.

“Saya terharu dan teringat kepada almarhum Gus Dur. Kami yakin beliau sekarang melihat dan merasa bahagia dan bangga,” ujarnya.

Khofifah menegaskan, piagam penghargaan atas rekor MURI itu sesungguhnya bukan untuk dirinya, tetapi untuk 17 kepala daerah dan 4 ribu hafiz/hafizah yang terlibat.

“Sebetulnya ini hasil pemotretan yang dilakukan MURI yang sebetulnya kami tidak tahu. Karena harus mengajukan surat dan ada tim yang melakukan visitasi,” ujarnya.

Ide dua kegiatan itu, kata Khofifah, berawal dari pemberian tunjangan hafiz/hafizah di Jatim. Mereka lantas ingin sama-sama ingin mendoakan bangsa ini.

Forum untuk mendoakan bangsa itu adalah Nuzulul Quran. Kegiatan itu biasanya secara official juga dilakukan bahkan di tempat seperti Istana Negara.

Pandemi Covid-19 yang membuatnya mencari format berbeda agar nilai khusyuk dan khidmat tetap ada namun tetap menjaga physical distancing.

“Tidak cuma physical distancing, bagaimana supaya yang di Banyuwangi, Sumenep, Tuban dan Madiun ikut. Ketemu formatnya, bupati/wali kota berkenan gantian baca Alquran juz 30,” kata Khofifah.

Peran para hufaz adalah melakukan tadarus online dari rumah masing-masing dalam koordinasi LPTQ, diikuti oleh Organisasi Perangkat Daerah dan Bakorwil.

“Jadi kira-kira 2.200 khatam. Karena beberapa saya juga melapisi karena mungkin untuk OPD ada yang cepet-cepetan,” ujarnya.

Ada 17 bupati/wali kota yang turut serta. Angka itu merujuk pada tanggal di Bulan Suci Ramadan yang disebut-sebut sebagai turunnya Kitab Suci Alquran.

“Ini hadiah untuk hafiz/hafizah dan hadiah untuk bupati/wali kota. Karena sama sekali kami tidak berpikir ada yang memotret dan mengapresiasinya,” kata dia.(den/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs