Jumat, 22 November 2024

Muslimat NU Terima 10 Ton Beras dari Paguyuban Masyarakat Tionghoa untuk Warga Terdampak Covid-19

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Ketum PP Muslimat NU menerima bantuan dari Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya untuk disalurkan ke masyarakat terdampak Covid-19. Foto: Istimewa.

Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Muslimat NU Jawa Timur menerima bantuan tahap kedua dari Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya (PMTS), untuk disalurkan ke masyarakat terdampak Covid-19, Rabu (20/5/2020).

Bantuan tersebut berupa 10 ton beras, 2.000 sabun cuci tangan, 5.000 masker, mie instan 70 dus dan 2.000 jamu kelor.

“Paguyuban masyarakat tionghoa tahun ini membagikan bantuan terutama sembako ke berbagai Ormas, NU, Muhammadiyah termasuk di dalamnya muslimat NU,” kata Khofifah Indar Parawansa Ketum PP Muslimat NU dalam rilis yang diterima suarasurabaya.net.

“Tapi kami di Pemprov juga ada support masyarakat Tionghoa. Jadi ini untuk bisa memberikan penguatan bantalan sosial, membangun solidaritas sosial dan membangun kekuatan dari ketahanan ekonomi masyarakat,” tambah Gubernur Jatim ini.

Menurut Khofifah, memberikan bantuan berupa sembako merupakan salah satu cara yang efektif pada kondisi seperti ini.

“Kalau masyarakat terdampak di rumah ada beras itu tenang. Bahwa nanti lauknya apa? sayurnya apa? yang penting ada beras itu sudah tenang,” katanya.

Apalagi selain sembako ada yang sangat spesifik, jamu dan masker masuk dalam bagian bantuan. Keberadaan masker ini penting, karen dari penelitian dirilis beberapa waktu lalu, bahwa menggunakan masker efektif hingga 60 persen untuk mencegah Corona.

Efektifitas inilah, lanjutnya, yang membuat Jokowi Presiden menyampaikan untuk beradaptasi dengan norma hidup baru salah satunya memakai masker.

“Ketika sudah terkonfirmasi Covid berhenti sama sekali, ke depan kita masih perlu pakai masker beberapa saat berikutnya. Karena ada ke khawatiran jika ini berhenti di Jatim atau Indonesia, tapi kalau internasional flight dibuka, kemungkinan dari mereka yang datang ke Indonesia ada carrier dan OTG (Orang Tanpa Gejala), maka sangat mungkin ini juga menularkan. Karena itu sampai beberapa waktu protokol Covid tetap berlaku termasuk physical distancing,” paparnya.

Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir/antiseptik masih berlaku, dan tentu masyarakat harus disiplin bisa mengikuti protokol ini dengan baik

Sementara perwakilan perhimpunan masyarakat Tionghoa, Ali Markus mengingatkan pentingnya memakai masker disaat pandemi Covid-19. Selain itu dirinya juga menyarankan agar masyarakat mengkonsumsi buah pisang dan jeruk.

“Mengkonsumsi telur dan berjemur 15 menit. Yang tak kalah penting adalah disiplin menerapkan protokol Covid-19,” katanya. (bid)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs