Musim hujan di wilayah Jatim diprakirakan akan terjadi di akhir November 2020. Hal itu disampaikan Oki Sukma Hakim Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) I Juanda kepada Radio Suara Surabaya, Senin (9/11/2020).
Pada awal November ini, kata Oki, wilayah Jatim termasuk Surabaya masih dalam masa transisi, dari musim kemarau ke musim hujan.
“Jadi masih normal kalau terjadi hujan lebat beberapa hari terus tiba-tiba terik panas. Karena Jawa Timur sebaran awan di musim ini belum merata. Diprakirakan pada akhir November, akan memasuki musim hujan,” kata Oki.
Oki mengimbau agar masyarakat mempersiapkan diri pada masa transisi ini. Mengingat seluruh wilayah di Indonesia akan merasakan dampak La Nina, yang menyebabkan curah hujan mengalami peningkatan hingga 40 persen di atas rata-rata.
Salah satu dampak La Nina yang perlu diantisipasi yaitu banjir. Oki mengatakan, sebelumnya fenomena La Nina pernah melanda Indonesia pada 2010 dan disebut paling parah. Dari catatan BNPB, dampak La Nina 2010 adalah banjir dan tanah longsor.
“Sebelum memasuki musim hujan, manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk mempersiapkan mungkin, misalnya saluran dibersihkan. Karena kalau La Nina jelas dampak potensi yang diwaspadai banjir,” ujarnya.
“La Nina ini sifatnya periodik, muncul 2-8 tahun sekali. Jadi paling cepat 2 tahun, paling lama 8 tahunan. La Nina sifatnya global, pernah terjadi 2010 dan paling parah. Pernah juga di tahun 2017-2018 tapi tidak terasa karena bebarengan dengan musim hujan,” tambahnya.
Selain banjir, Oki juga mengingatkan kalau angin kencang juga berpotensi terjadi pada masa transisi ini.
“Ketika masa transisi, potensi angin kencang akan lebih intens. Kalau ada pohon yang sekiranya rapuh, ditebang saja agar tidak membahayakan pengendara atau orang yang lewat,” pungkasnya. (ang)