Jumat, 22 November 2024

Mikrobiolog Unair: Deteksi Mutasi Virus Corona Asal Inggris Tidak Mudah

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih Anggota Tim Riset COVID-19 Unair. Foto: Dok suarasurabaya.net

Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih Pakar Biomolekuler dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengatakan, sejauh ini mutasi virus Covid-19 asal Inggris yang dikenal B117 belum ditemukan di Indonesia.

“Untuk mengetahui ada tidaknya di Indonesia kami perlu data. Artinya belum ditemukan di Indonesia. Karena kami belum melacak. Kalau mau melacak, harus menentukan whole genom sequence dari sampel,” ujarnya.

Mutasi virus B117, ditemukan sekitar September lalu. Berarti peneliti di Indonesia harus mengoleksi genom strain virus corona pasien Indonesia dalam rentang September-Desember.

Setelah terkumpul, peneliti baru bisa mengurutkan genom (informasi genetik) semua strain virus itu untuk menentukan urutan DNA genom organisme. Metode ini biasa dikenal Whole Genom Sequencing.

“Nah, whole genom sequence itu ukurannya besar. Sampai 30 ribu, sehingga pastinya akan tidak mudah. Karena tidak semua institusi punya alat untuk menentukan whole genom sequence itu,” katanya.

Karena itu, kepada suarasurabaya.net, Rabu (30/12/2020), Profesor Nyoman menyatakan, dirinya pun belum tahu apakah strain corona baru B117 asal Inggris itu sudah ada di Indonesia atau belum.

“Bisa jadi karena belum ditemukan. Jadi, ada apa tidaknya (strain virus itu) kami juga belum tahu,” katanya. “Kemarin, data terakhir genom yang dikirim ke Gisaid (bank virus dunia di German) itu Oktober.”

Untuk mendeteksi keberadaan mutasi virus itu, Indonesia perlu memperbanyak dan memperluas jangkauan laboratorium yang mampu melakukan penentuan whole genom sequencing (WGS).

Sejauh ini, di Indonesia hanya ada beberapa institusi yang mampu melakukan itu. Salah satunya adalah Institute of Tropical Desease (ITD) Unair yang selama ini berpartisipasi mengirimkan genom ke Gisaid, German.

Meski strain virus B117 asal Inggris belum ditemukan, peneliti mikrobiologi di Indonesia, termasuk ITD Unair, telah mengonfirmasi adanya sejumlah mutasi virus corona yang ada di Indonesia.

Sebelumnya, Prof Nyoman yang juga Ketua Tim Peniliti Covid-19 Unair pernah menyebutkan keberadaan dua strain virus yang ditemukan di Indonesia, terutama di Surabaya, Jawa Timur.

Keduanya adalah strain Q677H yang menurut Nyoman saat itu sangat jarang ditemukan di tempat lain selain di Surabaya. Strain itu sangat dekat dengan mutasi virus yang lebih dulu ada, yakni D614G.

“Kalau untuk D614G (yang merupakan mutasi virus asal Eropa) memang sudah ada bahkan sejak Maret di Indonesia. April itu kami menemukan jumlahnya naik. Sedangkan strain dari Wuhan turun,” katanya.

Mutasi virus D614G itu, menurut hasil penelitian ITD Unair, kemampuan menularnya (infeksius) memang lebih cepat dari strain awal yang berasal dari Wuhan. Sampai saat ini, Tim Peneliti masih melakukan penelitian.(den/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs