Jumat, 22 November 2024

Mesin Ekstraksi Otomatis Tiba, Kapasitas PCR di RS dr Soetomo Bisa 1.600 Per Hari

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi alat swab. Foto : Pixabay

Bantuan mesin ekstraksi otomatis (autoreader) dari Kementerian Kesehatan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk Jawa Timur sudah tiba, Minggu (31/5/2020).

Dokter Joni Wahyuhadi Ketua Gugus Kuratif Penanganan Covid-19 Jatim mengatakan, mesin ekstraksi ini mampu memisahkan strain virus dari 600-800 spesimen swab dalam waktu tiga jam saja.

Kecepatan mesin autoreader ini, kata Joni, akan semakin mempercepat pelaksanaan tes polymerase chain reaction (PCR) untuk menegakkan diagnosis Covid-19 dari orang-orang yang telah di-swab.

Beberapa waktu lalu Joni mengatakan, mesin auto-reader ini akan melengkapi kemampuan RSUD dr Soetomo yang saat ini memiliki tiga mesin PCR. “Sehingga dalam sehari bisa 1.000-1.600 tes PCR,” ujarnya.

Dalam konferensi pers di Malang, Minggu sore, Joni memastikan mesin itu sudah datang dan segera dilakukan optimasi agar dalam waktu dekat bisa dioperasikan untuk mempercepat tes PCR.

“InsyaAllah dua tiga hari lagi bisa jalan. Tujuannya untuk melakukan PCR dengan cepat. Karena kecepatan dan ketepatan, maka kasus confirm akan lebih cepat diketahui,” ujarnya.

Dia juga menegaskan, konsekuensi semakin cepatnya penegakan diagnosis ini, jumlah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 tentu akan lebih banyak dari sebelumnya. Dia berharap kesiapan semua pihak.

“Diharapkan, nanti isolasi dan treatment-nya lebih tepat. Jadi kalau PCR saja, tanpa langkah lanjutan, ya, percuma saja. Makanya (bantuan) PCR dan RS Lapangan ini satu paket,” katanya.

Tanpa mesin PCR yang optimal, kata dia, RS lapangan tidak akan tepat melayani pasien. Dia pastikan, dengan adanya kecepatan PCR, Gugus Kuratif akan melakukan isolasi dan treatment yang lebih tepat.

Pemprov Jatim, kata Joni, ingin meneladani apa yang sudah dilakukan di Kota Padang, Sumatera Barat. Di sana, tes PCR bisa sampai 4 ribu per hari. Seluruh orang tanpa gejala (OTG) bisa menjalani tes PCR.

Jatim juga perlu melakukan hal yang sama, karena saat ini, kontribusi OTG terhadap kasus terkonfirmasi Covid-19 di Jatim meningkat mencapai 34 persen, sementara kasus positif Covid-19 dari PDP menurun.

Sebelumnya, Jatim menerima bantuan mobil lab PCR yang bisa dimobilisasi ke berbagai daerah. Keberadaan mobil ini sempat menuai polemik antara Pemkot Surabaya dengan Pemprov Jatim.

Joni mengakui, Surabaya sebagai episentrum memang menjadi prioritas di Jawa Timur. Kemarin, Jumat (30/5/2020), dua mobil lab PCR itu difokuskan di Surabaya untuk melakukan 400 tes.

Hanya saja, karena dua mobil PCR yang dipinjamkan oleh BNPB itu batas akhir peminjamannya sampai 2 Juni besok, Pemprov Jatim mengoptimalkan mobil itu untuk daerah lain yang juga membutuhkan.

“Sejumlah daerah itu juga meminta. Banyak yang butuh. Sampai sekarang Lamongan, Tulungagung, Sidoarjo, kontak kami karena memang banyak hasil tes yang belum keluar,” ujarnya.

Namun, tenaga analis dan tenaga laboratorium mobil PCR yang mampu melakukan tes mencapai lebih dari 400 spesimen dalam sehari itu meminta waktu untuk beristirahat.

Minggu ini para tenaga lab di mobil PCR itu beristirahat. Tersisa dua hari lagi untuk mengoptimalkan keberadaan mobil PCR itu di Jatim. Joni akan segera menjadwalkan mobilitasnya.(den/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs