Muhadjir Effendy Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) menegaskan, Pemerintah Indonesia mampu mendeteksi Virus Corona (Covid-19) yang beberapa bulan terakhir mewabah.
Menurutnya, reagen primer yang digunakan untuk mendiagnosis Virus Corona dalam tubuh seseorang tidak perlu diragukan kemampuannya.
Apalagi, kata Muhadjir, reagen yang digunakan itu merupakan hasil kerja sama dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).
Penegasan itu disampaikan Menko PMK, siang hari ini, Senin (17/2/2020), dalam keterangan pers, di Pusat Informasi Terpadu Virus Covid-19, Gedung Bina Graha, Jakarta Pusat.
“Reagen primer yang digunakan Indonesia merupakan kerja sama dengan CDC, di Atlanta, AS. Itu adalah reagen yang masih andal, dan masih punya persediaan yang cukup kalau nanti dibutuhkan. Jadi, tidak benar kalau ada yang meragukan reagen yang digunakan Indonesia,” ucap Muhadjir.
Sekadar informasi, proses mendeteksi Virus Corona dilakukan dengan memeriksa sampel cairan dari bagian hidung atau tenggorokan pasien.
Kemudian sampel diekstraksi untuk mendapatkan ribonucleic acid (RNA) yang nantinya diproses bersama reagen.
Sebelumnya, Universitas Airlangga bekerja sama dengan Kobe University menemukan reagen untuk mendeteksi Virus Covid-19 yang menyebar dari Kota Wuhan, China.
Muhammad Nasih Rektor Universitas Airlangga mengklaim, reagen premier itu bisa mengidentifikasi sampel dahak seseorang positif atau negatif Virus Corona, dalam waktu beberapa jam, dengan tingkat akurasi 99 persen.
Selain Unair, lembaga yang memiliki reagen pendeteksi Virus Covid-19 di Indonesia adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan.(rid/iss)