Satu penumpang pesawat Cathay Pacific dari Hong Kong dievakuasi ke RSUD dr Soetomo, setelah mendarat di Bandara Internasional Juanda Surabaya, Selasa (17/3/2020). Satu penumpang dievakuasi karena memiliki gejala corona (COVID-19).
Budi Hidayat Kepala KKP Kelas 1 Surabaya saat dikonfirmasi suarasurabaya.net, membenarkan hal itu dan saat mendarat, pesawat diminta berhenti di ujung runway. Penumpang yang dievakuasi itu, dinyatakan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Sehingga langsung dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya.
Selain satu penumpang, kata Budi, ada 19 penumpang lainnya yang saat ini dilakukan karantina. Belasan penumpang itu diketahui terjadi kontak erat atau tempat duduknya berdekatan dengan penumpang PDP.
“Jadi ada info kedatangan pesawat Hong Kong, di dalamnya ada yang sakit. Seperti biasa kita lakukan penanganan, yang sakit kita rujuk terus yang kontak erat dekatnya, yaitu dua samping, kiri, kanan akan kita karantina selama 14 hari,” kata Budi.
“Satu saja yang dirujuk ke RSUD Soetomo, sudah kita beri label PDP. Baru nanti hasil konfirmasi dari rumah sakit bisa ketahuan apakah dia PDP atau suspect,” tambahnya.
Budi menambahkan, di dalam pesawat itu terdapat puluhan penumpang semuanya warga negara Indonesia (WNI).
Hanya saja, 19 penumpang yang kontak erat dengan penumpang PDP tadi, sedang dilakukan karantina. Sementara penumpang lainnya yang kontak biasa dengan penumpang PDP, sudah dilakukan thermal scanner dan ke depan dipantau di rumahnya masing-masing.
“Secara SOP, kalau ada orang sakit di pesawat pasti dilakukan evakuasi dirujuk ke RS. Terus yang kontaknya akan diperiksa lebih lanjut. Kalau yang kontak eratnya itu dikarantina,” kata dia.
Saat ini, kata dia, petugas sedang menyemprotkan cairan desinfektan terhadap pesawat Cathay Pacific, yang mendarat di Bandara Juanda sekitar pukul 17.46 WIB.
Sementara itu, dr Pesta Parulian Humas RSUD dr Soetomo Surabaya juga membenarkan kalau ada penumpang pesawat yang PDP dirujuk ke rumah sakitnya. Pasien yang diketahui berusia sekitar 30 tahunan itu dirawat di ruang isolasi.
“Saya belum dapat data detailnya warga mana, tetapi saya tadi dapat kabar dari KKP melalui ketua Tim Penere bahwa akan segera ditransferkan langsung di isolasi kita, satu orang,” kata dr Pesta.
“Katanya sih masih muda 30-an tahun, gak tau warga mana belum jelas,” ujarnya. (ang/ipg)