Sabtu, 23 November 2024

Membangun Kepedulian, Pesepeda Berbagi Sepeda

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Komunitas sepeda lipat Id-Foldingbike saat menyerahkan sepeda kepada Ibu Yani, Minggu (15/3/2020). Foto: Faiz suarasurabaya.net

Kekuatan Media Sosial (Medsos) memang sangat luar biasa. Banyak konten (isi) yang berlalu-lalang di dunia maya ini entah yang berbau positif atau negatif yang dilihat berjuta-juta mata di seluruh penjuru dunia. Untuk itu, perlu bijak dan menyaring muatan yang melintas di media sosial tersebut, sehingga kita tidak mudah terpengaruh terhadap konten berbau negatif

Intinya, selama medsos dipakai untuk hal-hal yang positif, maka yang tersebar adalah hal-hal yang positif juga.

Satu diantara yang memanfaatkan media sosial khususnya Facebook untuk menebar kebaikan. Kampanye bersepeda, mencoba memberikan edukasi serta bagaimana memupuk jiwa-jiwa sosial adalah komunitas sepeda lipat yakni Indonesia Folding Bike atau disingkat Id-Foldingbike. Komunitas Id-Foldingbike ini sendiri anggotanya hampir 42 ribu.

Cerita berawal dari Andri Gibson anggota Id-Foldingbike mengunggah foto seorang ibu yang memakai sepeda lipat ukuran kecil dengan roda berukuran 16 inch. Ibu tersebut membawa tiga anak kecil dimana dua anak di belakang dan satu di depan. Kalau melihat saat ibu tersebut mengayuh tentu sangat berat dan bisa membahayakan anaknya, karena sepeda tersebut tidak sesuai untuk peruntukannya dan terkesan dipaksakan. Foto tersebut diambil di daerah Pisangan, Jakarta Timur yang tidak jauh dari stasiun kereta api Jatinegara.

Foto Ibu Yani saat membonceng tiga anak dengan sepeda. Foto: Istimewa

Dari postingan itu, akhirnya mengetuk para anggota Id-Foldingbike untuk bersama-sama membuatkan sepeda yang layak untuk ibu tersebut. Dari komentar-komentar di Facebook itu akhirnya ditunjuklah Febrian Ronny Rizky sebagai Koordinator “Pesepeda Berbagi Sepeda”

Rizky pun kemudian menceritakan kronologis bagaimana penggalangan dana dan spare part sampai pada perakitan sepeda yang akan diserahkan untuk I tersebut.

“Jadi pada 5 Maret 2020 berawal dari postingan om Andri Gibson bahwa ada seorang ibu yang mengantar atau menjemput anak. Yang di depan itu anak tetangganya yang dibelakang itu adalah anak ibu Yani tersebut,” ujar Rizky di dekat stasiun Jatinegara saat akan menyerahkan sepeda, Minggu (15/3/2020).

Kata Rizky, setelah banyak komentar-komentar dari beberapa teman teman di Id-Foldingbike bahwa ada sebagian yang ingin menggerakkan atau berbagi sepeda yang layak untuk ibu Yani tersebut, disitulah awal mulanya proyek sepeda untuk ibu.

“Jadi langsung saya buat grup whatsapp (WA) nya untuk mewadahi teman-teman, dan alhamdulillah saya Rizki ditunjuk untuk proyek ini. Jadi hari Kamis tanggal 5 itu sudah banyak komentar-komentar dan mengunggah ulang (repost),” jelasnya.

Menurut Rizky, awalnya sempat ada yang menawarkan sebuah frame/rangka sepeda, tetapi kemudian di grup WA disetujui untuk menanyakan langsung kepada ibu tersebut apa saja yang dibutuhkan dalam penggunaan sepeda nanti.

“Awalnya itu yang akan kita buat adalah frame-nya om Meizar atau om Bejong frame replika Bike Fridaynya. Akhirnya setelah dibahas dari grub hanya 5 orang yang saya buat sampailah sekarang 55 orang. Akhirnya kita hunting lokasi,” kata dia.

“Dibantu om Akbar Ismail sebagai admin Id-Foldingbike dan yang berlokasi disitu om Dicki Bule, Jumat 6 Maret 2020 pukul 07.30 malam langsung disambangi rumah ibu tersebut, ditanya-tanya langsung oleh om Akbar dan apa saja yang dibutuhkan ibu tersebut semuanya sudah dikupas tuntas,” imbuhnya.

Setelah diputuskan, kata Rizky, ternyata frame awal tidak cocok untuk rumah kontrakan ibu tersebut, karena itu ditetapkanlah frame yang dikirim oleh Ari anggota Id-Foldingbike dari Semarang, frame Fold X yang sudah di repaint (cat ulang) dan bagus.

“Disitulah yang akan kita bangun. Banyak dari para donatur yang mengirimkan partnya ke rumah saya berupa part ataupun berupa dana. Kita targetkan 15 Maret untuk mewujudkan impian dari teman-teman sepeda setelah kita yakin bahwa proyek ini mudah-mudahan akan terus berjalan tanpa membawa bendera komunitas manapun, karena memang disini kita buat proyek ini dengan nama pesepeda berbagi sepeda,” jelas Rizky.

Jadi, kata Rizky, hanya bendera itulah yang akan diangkat untuk berbagi kepada seorang ibu, bapak, anak atau pegiat sepeda yang memang dia mencari nafkah diatas sepeda.

“Mungkin bisa dibilang Restorasi sepeda atau kita akan memberikan sepeda tergantung dari nanti survei dari teman teman,” tegasnya.

Rizky berharap, proyek perdana ini bisa sebagai pembuka jalan khususnya para pesepeda di seluruh nusantara untuk berbagi bersama, mengkampanyekan bersepeda dan menciptakan Go Green atau anti polusi dan hidup sehat.

“Setidaknya kita bisa seperti di negara Belanda yang memang mayoritas penduduknya menggunakan sepeda. Bermimpi boleh tapi juga harus ada yang mau melanjutkan dengan hal hal kecil,” ujar Rizky.

Rizky menjelaskan dana yang terkumpul sampai saat ini sekitar 6,5 juta dan onderdil-onderdil sepeda. Dana ini nantinya juga akan digunakan untuk anaknya membeli perlengkapan sekolah dan untuk proyek pesepeda berbagi sepeda berikutnya.

Rizky mengapresiasi para pegiat sepeda seluruh Nusantara tidak memandang memakai sepeda apa merk apa dan dari komunitas apa, karena visi misi berbagi sepeda ini tidak mengangkat bendera komunitas manapun.

“Ini murni bersepeda berbagi sepeda. Semoga ini menjadi pembuka jalan buat teman-teman dan sebagai gebrakan awal yang mudah-mudahan semuanya diberi kelancaran dan dibalas kebaikannya oleh Tuhan Yang Maha Esa,” pungkas Rizky.

Ibu Yani saat mengendarai sepeda baru. Foto: Faiz suarasurabaya.net

Sepeda lipat hasil rakitan dengan ukuran rim 20 Inch, warna kuning lengkap dengan kunci sepeda, tas kecil dan boncengan untuk anak ibu Yani akhirnya diserahkan pada Minggu pagi. Selain itu juga diberikan tiga hel sepeda serta perlengkapan sekolah untuk anaknya.

Ibu Yani mengucapkan terimakasih kepada pesepeda seluruh Nusantara yang telah memberikan bantuan sepeda untuk operasionalnya sehari-hari.

“Terima kasih buat Komunitas SeLi Nusantara untuk sepedanya, Insyaa Allah bermanfaat.” ujar ibu Yani yang ditungkan juga dalam lembar kertas saat berfoto.

Ibu Yani juga sempat mencoba sepeda tersebut berkeliling di sekitar rumah bersama kedua anaknya.

Sekadar diketahui, Ibu Yani ini seorang ibu rumah tangga yang hidup di rumah kontrakan kecil bersama Ismail suaminya yang bekerja sebagai Office Boy honorer.

Sepeda yang dipakai sebelumnya adalah milik ibunya yang beda rumah. Selama ini, ibu Yani harus pinjam sepeda ibunya itu untuk antar jemput anaknya yang berjarak sekitar 7 km pulang pergi ke sekolah. Sepeda itu juga yang selama ini dipakai untuk berdagang getuk bikinan ayahnya.

Pada waktu awal Survey, kontrakan ibu Yani berbeda dengan sekarang yang jauh lebih kecil. Alasan ekonomi yang menyebabkan keluarga tersebut untuk pindah kontrakan.

Tim Pesepeda Berbagi Sepeda juga meminta ibu Yani untuk menghubungi jika ada kerusakan pada sepeda barunya nanti, sehingga sepeda tersebut akan terus terpakai.(faz/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs