Jemmy Hartanto CEO PT. Jayamas Medica Industri, distributor alat kesehatan bermerek dagang OneMed, mengatakan bahwa kelangkaan masker di pasaran tak lepas dari keterbatasan bahan baku melt blown, filter yang terletak di bagian tengah masker bedah tiga lapis.
“Dengan keterbatasan melt blown, kami hanya bisa memproduksi kurang lebih 250.000 buah per hari. Kapasitas kami sebenarnya bisa empat kali lipat, tapi bahannya terbatas hanya dari lokal. Dulu ada sumber dari lokal dan impor. Negara lain ada, tapi mereka membuat kebijakan tidak boleh ekspor bahan baku dan barang jadi masker,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Minggu (22/3/2020).
Jemmy menjelaskan, dari kuota produksi tersebut, 75 persennya sudah dialokasikan untuk kebutuhan jajaran dinas kesehatan dan rumah sakit.
“Kami mendahulukan untuk rumah sakit dan klinik,” kata Jemmy.
Terkait kelangkaan masker di pasaran untuk masyarakat umum, Jemmy menegaskan tidak ada permainan spekulan-spekulan. Apalagi sekarang di toko juga dibatasi pembeliannya. Juga sudah ada larangan ekspor masker ke luar negeri dari pemerintah, masker produksi dalam negeri harus dijual di dalam negeri.
Terkait ketersediaan alat proteksi diri (APD), kata Jemmy, saat ini memang masih terbatas karena sebelumnya tidak banyak digunakan, sehingga produsen tidak membuat dalam jumlah banyak.
Namun, saat ini pihaknya sedang berusaha meningkatkan produksi APD sampai dua puluh kali lipat. “Seminggu lagi kita sudah mampu produksi sampai puluhan ribu. Saat ini kami masih menata agar bisa meningkatkan produksi,” ujarnya.
Tentang masker, Jemy menegaskan seharusnya semua masyarakat tenang dan tidak panik. Jemmy yakin semua kebutuhan masker dan APD bisa terpenuhi. Tapi kalau panik, semua ingin banyak, yang membutuhkan justru tidak mendapatkan.
“Jangan memburu masker N95 karena itu untuk perawat di rumah sakit. Kalau masyarakat biasa yang beraktivitas di jalan, cukup dengan masker bedah untuk melindungi. Sementara masyarakat yang berada di rumah saja, tidak perlu masker,” ujarnya.(iss/rst)