Jumat, 22 November 2024

Masalah Sekolah Daring, Biaya Tambahan Sampai Kondisi Rumah Kurang Kondusif

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Belajar di rumah. Foto: Antara

Tahun ajaran baru dimulai hari ini, Senin (13/7/2020). Siswa SD, SMP, dan SMA di daerah yang jumlah pasien Covid-19-nya masih banyak, menjalani pembelajaran secara daring. Peran orang tua yang biasanya sebatas mengantar ke sekolah, kini otomatis bertambah. Mulai dari menyiapkan peralatan dan jaringan penunjang pembelajaran secara daring, sampai mendampingi anak mengerjakan tugas-tugas dari gurunya.

Sejumlah orang tua mengutarakan uneg-uneg dan pendapatnya terkait masalah sekolah daring lewat kolom komentar di dua unggahan e100, laman Facebook Suara Surabaya pada Senin siang. Sebanyak 66 persen dari 400 lebih komentar Netter yang dihimpun tim RnD Suara Surabaya mengungkapkan bahwa biaya tambahan untuk paket data sekolah daring cukup memberatkan orang tua murid.

Orang tua harus menanggung biaya sekolah yang masih tetap ada, kini ditambah pengeluaran tambahan untuk paket data selama sekolah daring, serta biaya untuk membeli sarana prasarana. Kondisi ini diperparah dengan ekonomi orang tua yang terdampak pandemi. Mulai dari mengalami penurunan pendapatan, bahkan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Selanjutnya, sebanyak 19 persen mengaku mengalami kesulitan mendampingi anaknya belajar daring.
Khususnya bagi orang tua yang dua-duanya bekerja, memiliki anak lebih dari 1 yang semua masih di usia sekolah, dan tingkat pendidikan orang tuanya kurang memadai.

Kemudian, 13 persen Netter yang berkomentar menilai pembelajaran daring kurang efektif. Penyebabnya jaringan internet yang tidak stabil, kondisi rumah kurang kondusif untuk belajar, dan anak jenuh di rumah terus.

Dua persen sisanya mengkhawatirkan kesehatan mata anaknya karena harus melihat layar komputer, laptop, atau ponsel selama berjam-jam.(iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs