Senin, 25 November 2024

Libur Panjang Nataru, IDI Khawatirkan Potensi Ledakan Kasus Covid-19

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Ilustrasi Covid-19. Grafis: suarasurabaya.net

dr Brahmana Iskandar Ketua IDI Surabaya mengaku khawatir, nantinya jumlah pasien Covid-19 akan melebihi kapasitas tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan. Di mana masyarakat, menurutnya, mulai terlihat abai untuk menjalankan protokol kesehatan.

Secara epidemiologi, kata dia, mulai ada peningkatan kasus Covid-19 di Surabaya. Bahkan, hampir semua rumah sakit di Surabaya kondisinya sudah penuh dan banyak pasien Covid-19 yang saat ini membutuhkan ventilator.

Kapasitas layanan rumah sakit yang penuh, lanjutnya, akan berdampak pada kinerja tenaga kesehatan. Persoalan kapasitas layanan kesehatan tidak sesederhana menambahkan bed rumah sakit ataupun alat bantu ventilator, tetapi juga menambah tenaga kesehatan.

“Dari sisi medis, kami sangat khawatir, kami tidak bisa memberikan layanan yang terbaik untuk masyarakat, kalau kapasitas itu meluber atau melebihi kapasitas. Teman-teman dokter itu melaporkan kalau seluruh rumah sakit di Surabaya itu penuh. Banyak juga yang membutuhkan ventilator,” kata dr Brahma kepada Radio Suara Surabaya, Selasa (29/12/2020)

“Terkait ventilator, penanganan intensive care, itu tidak semudah kurang alat ditambahkan. Tapi tenaga yang mengoperasikan itu siapa, siapa tenaga ahli ventilator, siapa perawatnya, dokternya. Jadi bukan soal tambah alat,” tambahnya.

Dia berharap, potensi ledakan kasus Covid-19 itu tidak terjadi di Surabaya. Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat pada masa libur panjang ini agar tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Bukan sekedar berbekal masker, kata dia, tetapi juga menjaga jarak, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan. Keluarga, menurutnya, mempunyai peran besar dalam mencegah penyebaran Covid-19 ini. Sebab berdasarkan data, klaster keluarga paling banyak ditemukan.

“Kami melihat ada potensi. Mudah-mudahan jangan sampai terjadi, di mana potensi jumlah pasien akan melebihi kapasitas tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan. Kita berbeda ya dengan bencana alam gempa. Misal diterjunkan 100 tenaga medis, kemudian nanti diterjunkan lagi. Ini kan tidak, masing-masing sibuk menangani daerahnya. Jumlah nakesnya terbatas,” ujarnya.

“Jadi menurut saya, liburan masih oke. Tapi patuhi prokesnya. Kalau kita (tenaga kesehatan, red) masih tetap semangat. Tapi ada keterbatasan fasilitas. Kita takut kalau masyarakat abai, kita tidak bisa memberikan layanan baik ke pasien yang sakit. Jadi perlu kerja sama kita bersama dalam penanganan Covid-19 ini,” pungkasnya. (ang)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
26o
Kurs