Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengatakan, sudah ada lebih dari 50 ribu pekerja transportasi publik yang sudah mudik ke daerah asal masing-masing di Jawa Timur.
Pekerja transportasi publik yang dia maksud, diantaranya seperti driver ojek daring dan taksi daring yang jumlahnya menurut Gubernur, terkonfirmasi sebanyak 169.300 orang.
“Yang sudah mudik 50.790 orang. Mungkin mereka jadi driver ojol di mana (kota) kemudian pulang ke mana (desa). Tapi ini (arus mudik) Jatim ke Jatim. Itu sudah ada 50.790 orang,” ujarnya.
Khofifah juga menyampaikan data sementara yang dimiliki Dinas Perhubungan Provinsi Jatim untuk arus mudik dari pintu masuk terminal Purabaya, Bungurasih, Sidoarjo.
Mulai 16 Maret sampai 29 Maret kemarin, jumlah penumpang yang masuk ke Jawa Timur melalui terminal itu sebanyak 25.450 orang. Khofifah memperkirakan, akan lebih banyak lagi menjelang lebaran nanti.
“Jumlah pemudiknya itu pernah 7.635 orang. Dalam sehari ya. Kalau saat ini kira kira 25.450, berarti ditambah 15 ribuan lagi untuk pemudiknya,” katanya di Grahadi dalam konferensi pers kemarin.
Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di Jatim akibat adanya arus mudik lebih awal ini, Khofifah mengatakan dirinya sudah meminta kepala desa dan lurah untuk meminta warganya melapor.
“Sekarang ini, kades, lurah meskipun mereka sudah kenal dengan warganya, tetap harus melapor. Misal dari Surabaya pulang ke Jombang, mereka harus lapor mulai ke RT, RW, lurah,” ujarnya.
Antisipasi itu dilakukan, kata Khofifah, supaya mobilitas warga tercatat. Tujuannya, untuk memudahkan tracing terjadi masalah kesehatan berkaitan Covid-19 yang terjadi terhadap warga itu.(den/tin/rst)