Pengusaha travel umrah yang tergabung dalam Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Jatim mulai melakukan langkah antisipasi menyusul pelarangan umrah yang dilakukan pemerintah Arab Saudi terkait virus corona.
Muhammad Sufyan Arif Ketua Amphuri Jatim mengatakan, pelarangan umrah yang sudah dimulai sejak Kamis (27/2/2020) lalu ini berdampak besar pada bisnis travel umrah. Di Jawa Timur sendiri, provinsi ini menyumbang 60 persen jamaah umrah dari Indonesia.
“Antisipasinya ya rekan-rekan PPIU (Panitia Penyelenggara Ibadah Umrah) bisa mulai cari perjalanan wisata halal yang lain aja karena kita semua belum tahu sampai kapan penutupan visa umroh ini berakhir,” jelasnya pada Kamis (5/2/2020).
Sebelumnya, ia juga menyatakan kerugian akibat penutupan visa umrah oleh Arab Saudi bisa mencapai Rp. 36 miliar setiap hari. Sedangkan, hingga hari ini, terhitung sudah satu minggu Arab Saudi menutup aksesnya.
“Tentu rugi. Kita pakai asumsi termurah umrah yang ditetapkan kemenag Rp. 20 juta. Setiap harinya travel dibawa naungam Amphuri bisa memberangkatkan 1.700 sampai 1.800 calon jamaah umrah. Dengan asumsi ini, setiap hari kerugian yang dialami bisa mencapai Rp. 36 miliar,” katanya.
Sebelumnya, sempat viral informasi di sejumlah media yang menyatakan bahwa pemerintah Arab Saudi telah memutuskan untuk melarang pelaksanaan umrah selama tahun 2020. Kabar ini dikatakan tidak benar oleh Endang Jumali Konsul Haji KJRI Jeddah.
“KUH (Kantor Urusan Haji) KJRI Jedsah sudah berkoordinasi dengan Abdurrahman Al Segaf (Direktur Urusan Travel Umrah Saudi). Dia mengatakan, bahwa informasi tentang penutupan umrah selama 1 tahun di 2020 itu tidak benar,” kata Endang seperti tertulis dalam rilis resmi di laman kemenag.go.id pada Kamis (5/3/2020).
Muhammad Sufyan Arif berharap, pemerintah Arab Saudi segera membuka kembali visa umrah. Sebab, hal ini berkaitan dengan ibadah.
“Harapannya semoga visa umroh bisa segera dibuka kembali karena ini menyangkut masalah ibadah beda dengan wisata,” tegasnya. (bas/ang/rst)