Jumat, 22 November 2024

Langkah PDAM dan Pemkot Surabaya Tangani Kebocoran Pipa Akibat Tiang Pancang Kampus UINSA

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Pipa PDAM di Gunung Anyar akibat tiang pancang kampus UINSA, Minggu (17/5/2020). Foto: Humas Pemprov Jatim

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pelanggan yang terdampak gangguan, akibat kebocoran pipa di kawasan Gunung Anyar sekitar pukul 10.00 WIB, Minggu (17/05/2020).

Kebocoran pipa berdiameter 1000 milimeter itu akibat pengerjaan tiang pancang untuk pembangunan gedung Universitas Islam Sunan Ampel, Surabaya.

Mujiaman Direktur Utama PDAM Surya Sembada menjelaskan, bahwa kasus kebocoran pipa ini mirip dengan beberapa waktu lalu yang terjadi di Purimas Gunung Anyar Surabaya. Lokasinya pun berada sekitar 500 meter dari kebocoran pipa saat itu.

Hanya saja, kejadian ini diperkirakan memiliki kerusakan lebih parah, karena tiang pancang yang menghantam pipa berdiameter 50 sentimer, berbeda dengan sebelumnya yang ada di Purimas yang berdiameter 25 sentimeter.

“Tiang pancang penghantam dulu itu 23 sentimeter, sekarang 50 sentimeter diameternya. Jadi kerusakannya lebih besar. Penanganan, metode dan lokasi juga beda, disini cukup luar karena lokasi terbuka belum ada bangunan,” kata Mujiaman kepada Radio Suara Surabaya, Minggu (17/5/2020) malam.

Untuk saat ini, pihaknya mengaku sedang menyiapkan peralatan dan jalur atau tempat pembuangan air dengan melakukan proses penggalian tanah. Ia mengatakan, pihaknya akan menunggu sampai semua peralatan lengkap baru air dimatikan untuk meminimalisir dampaknya ke pelanggan.

Mujiaman juga memastikan, bahwa saat ini suplai air bersih melalui pipa tersebut belum sepenuhnya dimatikan, meski sebagian terbuang karena kebocoran.

Menurutnya, pipa bocor berdiameter 1000 milimeter itu mampu mengalirkan 1 liter air per detik kepada 80 pelanggan. Sedangkan air yang terbuang saat ini sekitar 300 liter per detik, sementara lainnya masih tetap berjalan.

Diperkirakan, 30 ribu pelanggan PDAM terdampak akibat pengerjaan ini.

“Ini air terbuang terus dengan kapasitas 300 liter per detik. Bayangkan, itu sama dengan 1 meter kubik per jam, terbuang terus menerus. Tapi tidak apa-apa, karena kita tujuannya meminimalisir dampak matinya air bagi pelanggan di Surabaya,” imbuhnya.

Akan tetapi, karena terjadi kebocoran pipa, tentunya eskalasi air juga mengalami penurunan dan terbuang sekitar 30 persen. Sedangkan sisanya, sekitar 70 persen dipastikan masih mengalir ke permukiman warga. Artinya, saat ini suplai air ke rumah-rumah warga masih tetap ada.

“Kalau di sekitar lokasi seperti Gunung Anyar, sudah pasti terdampak paling parah. Tapi kalau di daerah ujung-ujung seperti Kenjeran, belum berdampak karena belum kita matikan total,” ujarnya.

Untuk meminimilasir dampak kebocoran pipa, pihaknya telah menyiapkan suplai air bersih dari stasiun pengisian tangki di Ngagel Surabaya. Beberapa tangki pengangkut air bersih juga siap mensuplai langsung ke rumah-rumah warga terdampak.

Saat ini, PDAM Surya Sembada sedang menyiapkan lokasinya penggalian pipa, dan berupaya agar pengerjaan ini bisa rampung dalam 48 jam.

Di sisi lain, Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya telah menginstruksikan jajarannya untuk menyiapkan truk yang dilengkapi profil tank untuk mengangkut air bersih kepada warga terdampak.

Tak hanya mengerahkan petugas BPB Linmas dan Satpol PP, jajarannya DKRTH (Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau) juga dikerahkan untuk mengangkut air bersih dari IPAM (Instalasi Pengolahan Air Minum) di Jalan Ngagel Surabaya.

“Tolong nanti ambil air bersih di Ngagel menggunakan truk profil tank, nanti disebarkan langsung ke rumah-rumah warga terdampak,” katanya.

Sebelumnya, Mujiaman menyayangkan langkah yang diambil pihak kontraktor, yang tidak berkoordinasi dengan PDAM atau pemilik utilitas lain saat akan melalukan pengerjaan tiang pancang. Karena jika tidak memahami kondisi utilitas di bawah tanah, maka akan berdampak besar jika sampai mengenai pipa atau utilitas lain yang akhirnya merugikan masyarakat.

“Dalam masa perjalanannya, kontraktor bekerja lebih cepat tanpa koordinasi. Ini siapapun yang akan memanfaatkan ruang bawah tanah harusnya koordinasi dulu dengan pemilik utilitas. ‘Pipa kita disini, jangan ada kegiatan disini’, tapi ternyata ada,” ujar Mujiaman.

Saat ditanyai apakah pihak PDAM akan mengambil upaya hukum, ia menegaskan untuk sementara ini pihaknya masih fokus penanganan kebocoran pipa. Pihaknya sedang melakukan upaya percepatan perbaikan agar air dapat kembali mengalir dengan normal.

“Kalau melihat pesan-pesan dari masyarakat, kita perlu melakukan itu. Namun mohon kasih saya waktu untuk fokus penanganan dulu. Karena saya sangat prihatin apa yang dialami masyarakat ini. Kemarin bahan pokok untuk makan susah, sekarang tambahi masalah air juga susah, itu pasti sangat memukul perasaan masyarakat,” kata Mujiaman.(tin/ang)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs