Jumat, 22 November 2024

Kota Madiun Jadi Zona Hijau Pertama di Jatim, Warga: Karena Nggak Neko-Neko

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Kota Madiun yang ditetapkan sebagai zona hijau sejak Sabtu (20/6/2020). Foto: infocovid19.jatimprov.go.id

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Sabtu (20/6/2020) lalu mengumumkan bahwa Kota Madiun menjadi daerah dengan status zona hijau pertama di Jawa Timur dengan tingkat kematian akibat Covid-19 adalah nol atau CFR 0 persen.

Suko Widodo warga asal Madiun menilai, pelajaran yang bisa diambil dari Madiun adalah kolaborasi yang baik dari antar pemerintah yang disertai kesadaran warga dalam mencegah penularan Covid-19.

“Yang bisa dipetik pelajaran dari Madiun adalah kesediaan Wali Kota, Wakil Wali Kota dan mengajak semua anggpya dewan di wilayah masing-masing untuk sosialisasi. Wali Kotanya hampir setiap hari duduk-duduk di warung untuk sosialisasi,” kata Suko yang juga Pakar Komunikasi Universitas Airlangga (Unair) itu kepada Radio Suara Surabaya, Senin (22/6/2020).

Selain gencarnya sosialisasi, pemerintah kota juga memberikan bantuan sebagai ganti rugi pemilik usaha yang mengalami penurunan pendapatan sejak diminta untuk menutup usahanya dan beralih berjualan online selama pandemi Covid-19.

“Awalnya mereka bilang, marah kalau disuruh jualan online karena (pendapatan) turun. Tapi Pemkot memberikan kerugian dalam tanda kutip, kalau biasanya laku berapa dan sebagainya. Pelibatan RT/RW juga sangat masif,” ujarnya.

Ia mengatakan, dalam teori komunikasi ada 3 hal membuat masyarakat patuh pada aturan. Pertama, masyarakat tunduk karena takut dengan adanya sanksi. Kedua, masyarakat mengidentifikasi atau meniru orang lain yang menaati aturan. Ketiga, adanya kesadaran sepenuhnya dari masyarakat sendiri.

“Saya tidak tahu orang Madiun itu yang mana, tapi cara pemimpin memberikan teladan dan mereka tunduk bukan karena ancaman,” kata Suko.

Apalagi dengan diterapkannya pembatasan lalu lintas dan jalur masuk, akhirnya membuat masyarakat malas keluar rumah.

Selain itu, menurutnya masyarakat Madiun juga memiliki kesadaran untuk menjaga diri dari penyebaran virus dengan mengurangi kegiatan keluur rumah.

“Yang bagus adalah kultur mereka yang enggak neko-neko, itu yang buat mereka taat,” tambahnya.

Hal itu juga dibenarkan oleh pendengar Radio Suara Surabaya. Salah satunya adalah Gunawan Wibisono (48), warga Kota Madiun yang sekaligus menjadi Ketua RT di kawasan tempat tinggalnya.

Ia mengingat, dulu sebelum adanya kasus Covid-19 masuk di Madiun, ajakan untuk kewaspadaan bagi warga yang memiliki gejala dan upaya pembatasan, sudah dilakukan oleh RT/RW dan tingkat desa, sebagai lapisan pertama pencegahan penyebaran virus.

Sehingga, masyarakat dapat melakukan antisipasi sejak dini dan siap jika ada warga yang memiliki gejala Covid-19.

“Alhamdulillah mulai satu kasus (masuk Madiun), sudah bisa diantisipasi. Satu kasus itu kan dari klaster (Pondok Pesantren) Temboro. Meski kenanya di Magetan tapi kita lakukan antisipasi dan memberi support tidak mengucilkan. Seluruh koya memiliki sikap yang sama,” kata Gunawan.

Meski sudah menjadi zona hijau,  Maidi Wali Kota Madiun mengatakan bahwa pihaknya tetap melakukan pengetatan protokol kesehatan mulai penyemprotan disinfektan, imbauan mengenakan masker, jaga jarak dan penanbahan tempat cuci tangan.

Khofifah Gubernur Jatim pun mengapresiasi Kota Madiun. Sebab, salah satu yang menjadi alasan Kota Madiun berhasil menjadi zona hijau adalah tracing rationya yang bagus.  Di mana setiap satu pasien terkonfirmasi positif rata-rata ditemukan tracing OTG/ODP sebanyak 30 orang dan segera dilakukan isolasi. (tin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs