Bangsa Indonesia sedang menghadapi pandemi Covid-19. Kondisi ini dirasakan oleh para pegiat pendidikan. Berbagai kegiatan pembelajaran yang tadinya dilakukan dengan tatap muka kini dipaksa berubah menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan pemanfaatan media dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring).
Iwan Syahril Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen GTK Kemendikbud) mengungkapkan bahwa dengan adanya pandemi Covid-19 ini justru menghasilkan berbagai praktik baik yang telah dilakukan para guru dalam melakukan PJJ. Banyak guru yang mencoba berinovasi dan mengembangkan kreativitas. Ini merupakan sebuah bentuk bagaimana seorang guru melakukan hal yang relevan dengan keadaan siswa tetapi tetap masuk dalam koridor mata pelajaran yang diajarkannya.
“Contohnya seorang guru seni budaya dari SMPN 1 Batu, Malang, yaitu Bapak Zakki, yang RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) nya sudah 2.000 kali diunduh. Beliau membuat RPP sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud yaitu tema kebencanaan sehingga mencoba untuk melakukan pembelajaran yang relevan yaitu berupa poster,” jelas Iwan di Jakarta pada Rabu (16/6/2020).
Para siswa tersebut, lanjut Iwan, kemudian mencari referensi yang menunjang kemudian berdiskusi kelompok hingga membuat perencanaan poster bersama-sama dan hasil akhir pekerjaan siswa ini kemudian dipresentasikan dan malah dibagikan ke media-media sosial.
Kata Iwan, berbagai kendala yang dihadapi para guru dalam melakukan PJJ ini tidak menyurutkan semangat mereka. Hal ini terbukti dari upaya yang dilakukan agar dengan sumber daya yang ada, mereka bisa tetap memberikan pembelajaran yang berarti untuk para siswa.
Sebagai contoh Iwan menuturkan bahwa ada seorang guru di Banyumas yang mengalami kesulitan dalam mengakses internet. Kemudian guru tersebut mengumpulkan guru-guru lain dalam komunitas mereka.
“Mereka membuat forum belajar bersama dibantu dengan salah satu perusahaan teknologi dan akhirnya mereka belajar dengan langsung mempraktikkan. Dari sini kita bisa melihat bagaimana para guru berjejaring, berkolaborasi untuk sama-sama mencari solusi. Menurut saya itu merupakan semangat yang luar biasa,” ujar dia.
Menurut Iwan, poin pemanfaatan teknologi dalam kondisi pandemi ini merupakan hal yang luar biasa. Salah satu masalah terbesar dalam mengadopsi teknologi pada pendidikan di Indonesia adalah kecemasan bukan kemampuan.
“Sebenarnya para guru kita ini mampu tetapi cemas. Sekarang karena dikondisikan oleh Covid-19 sehingga mau tidak mau harus mencoba. Mencoba suatu hal baru memang membutuhkan proses dan waktu,” pungkas Iwan.(faz/iss/ipg)