Sabtu, 23 November 2024

Khofifah Resmikan Pusat Studi Jawa Timur, Wadah Ngopi Ilmiah atau Lesehan Akademik

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur meresmikan Pusat Studi Jawa Timur di Gedung Bundar Universitas Islam Malang (Unisma), Jumat (13/11/2020.). Foto: Humas Pemprov Jatim

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur meresmikan Pusat Studi Jawa Timur di Gedung Bundar Universitas Islam Malang (Unisma), Jumat (13/11/2020). Sebuah wadah berkumpulnya jejaring intelektual Jatim untuk mengkaji banyak hal.

Khofifah bilang, jejaring intelektual Jawa Timur sangat kuat. Sebagian dari mereka bahkan merupakan orang-orang sukses di kampus- kampus bertaraf dunia, atau profesional handal di perusahaan besar.

“Saya berharap mereka punya tempat di sini untuk presentasi pengalaman dan menyuntikkan kunci sukses atau sekedar ngopi ilmiah atau lesehan akademik untuk menanam benih intelektualitas dan pembelajaran baik lainnya,” ujarnya usai peresmian.

Pusat Studi Jawa Timur merupakan gagasan Unisma yang bermula dari ide pentingnya menumbuhkan kajian strategis dan penelitian tentang Jatim demi memperkuat jati diri komunitas masyarakat Jatim.

Khofifah berharap, di usia ke -75 tahunnya Jatim dapat mengantarkan bangsa menuju Indonesia Emas. Karena itu menurutnya perlu ada kajian mendalam di berbagai bidang yang menentukan kemajuan bangsa, khususnya Jawa Timur.

“Baik di bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemerintahan, pendidikan, manajemen, kajian hukum islam, kedokteran, teknologi, ekonomi syari’ah, bahkan kajian kebijakan strategis (strategic policy formulation) yang dibutuhkan generasi mendatang dan Jawa Timur ke depan,” ujar Khofifah.

Khofifah yakin, bangsa besar menempatkan dasar kemanusiaan sebagaimana adab keunggulan. “Dalam khasanah Islam kita punya konsep luhur Al Kulliyatul Khams,” katanya.

“Al Kulliyatul Khams harus diterjemahkan cendikiawan masa kini dan dipraktikkan penyelenggara negara, pemimpin masyarakat, dunia pendidikan tinggi, bahkan generasi mendatang dalam dunia nyata,” ujarnya.

Unisma sendiri punya jargon “Dari NU Untuk Indonesia dan Peradaban Dunia.” Khofifah berpendapat, Indonesia sangat perlu melakukan kajian strategis sekaligus menghidupkan Al Kullyatul Khams ini.

Nilai nilai itu antara lain khifdud diin (melindungi agama); khifdun nafs (melindungi jiwa); khifdul maal (melindungi harta); (khifdul irdhi wan nasl (melindungi martabat dan keturunan) serta khifdul aql (melindungi hak berpendapat).

Kalau nilai-nilai itu bisa dirumuskan kembali dalam dinamika multikultur, Khofifah meyakini, hal itu bisa membangkitkan kembali kejayaan peradaban bangsa Indonesia pada umumnya dan provinsi Jawa Timur pada khususnya.

Pusat Studi Jatim ini, kata Khofifah, akan terhubung dengan Dinas Kominfo Jatim, Bappeda Provinsi, serta Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. Sehingga layanan informasi digital tentang perencanaan dan progress pembangunan di Jawa Timur bisa terakses.

Lewat Pusat Studi ini, Khofifah berharap, para ilmuwan, para cendikiawan, dan para abdi negara baik di pemerintahan dalam dan luar negeri serta para ahli asal Jawa Timur di seluruh dunia bisa duduk bersama tukar informasi terkini secara mendalam dan strategis jangka panjang.

Turut hadir dalam peresmian Pusat Studi Jawa Timur ini sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov Jatim, Kepala Daerah Malang Raya, Pimpinan Unisma, serta Duta Besar RI untuk Nigeria.(den/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs