Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim mencatat, sejak Januari sampai Februari 2020 telah terjadi 1.759 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Angka tersebut tersebar di 37 kabupaten/kota di Jatim.
Dari data Dinkes Jatim yang diterima suarasurabaya.net pada Kamis (12/3/2020), kasus DBD banyak terjadi di Kabupaten Malang, dengan jumlah 218 kasus. Kemudian disusul dari Kabupaten Pacitan 208 kasus dan Kabupaten Trenggalek 166 kasus.
Sedangkan untuk penderita DBD yang meninggal tahun ini ada 15 orang. Paling banyak ditemukan di Kabupaten Trenggalek yaitu 3 orang. Kemudian disusul dari Kabupaten Banyuwangi 2 orang, dan Kabupaten Jember 2 orang.
Daerah lainnya seperti Kabupaten Bondowoso, Bangkalan, Jombang, Kediri, Madiun, Malang, Pacitan, dan Ponorogo, masing-masing ditemukan 1 orang meninggal dunia akibat DBD.
“Dari 1.759 kasus itu, total ada 15 orang meninggal dunia. Rinciannya, enam orang meninggal dunia pada Januari, dan sembilan orang meninggal pada Februari,” kata Herlin Ferliana Kepala Dinkes Jatim.
Herlin mengatakan, pada 2019 lalu, jumlah kasus DBD di Jatim mencapai 18.393, dengan kematian 184 orang. Menurutnya, kasus DBD tahun ini tidak bisa dianggap remeh.
Sebab, kata dia, baru dua bulan di tahun 2020, jumlah kasus DBD di Jatim sudah hampir mencapai dua ribuan orang.
“Kelihatannya di 2020 ini tidak terjadi penurunan yang signifikan. Selama dua bulan ini saja angka kematian dan kasusnya hampir satu persen,” kata Herlin kepada Radio Suara Surabaya, Kamis (12/3/2020).
Sebenarnya upaya untuk mengantisipasi persebaran DBD, lanjut Herlin, sudah dicanangkan sejak beberapa tahun yang lalu, yakni program PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M+.
Program 3M+ ini adalah menguras dan menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Plus sendiri adalah upaya menghindari gigitan nyamuk dengan memakai lotion antinyamuk, memasang selambu dan sebagainya.
Menurutnya, upaya PSN dengan 3M+ ini paling ampuh untuk mengantisipasi penyakit DBD daripada fogging. Ini karenakan bahan kimia dari fogging berisiko membuat nyamuk menjadi lebih kebal. Apalagi, sebuah wilayah layak diberikan fogging jika ada 2-3 orang yang positif terkena DBD.
Terlebih lagi, lanjutnya, fogging tidak menjamin dapat membasmi nyamuk secara menyeluruh.
“Jangan fogging dulu, soalnya ada zat kimia dan malah menambah kekebalan nyamuk kalau fogging tidak tuntas. Karena fogging efeknya kecil, hanya membunuh nyamuk yang besar-besar. Nyamuk yang kecil itu seminggu udah jadi nyamuk besar lagi dan kita jadi resisten,” paparnya.
Ia juga meminta agar masyarakat lebih peduli dengan lingkungan, dengan memaksimalkan program PSN tersebut.
“Kita harapkan kepada semuanya untuk sadar bahwa kita semua harus berkontribusi memberantas nyamuk. Jadi kebersihan Sabtu-Minggu, RT, RW fasilitas umum, semua berperan dalam melaksanakan PSN dengan 3M+ ini,” tambah Herlin.
Berikut ini data kabupaten/kota di Jatim yang terdapat kasus DBD:
1. Kab. Malang = 218
2. Kab. Pacitan = 208
3. Kab. Trenggalek = 166
4. Kab. Kediri = 100
5. Kab. Probolinggo = 97
6. Kab. Bondowoso = 87
7. Kab. Tulungagung = 66
8. Kab. Jember = 57
9. Kab. Magetan = 55
10. Kab. Lamongan = 51
11. Kab. Ngawi = 50
12. Kab. Bojonegoro = 45
13. Kab. Ponorogo = 44
14. Kab. Sumenep = 40
15. Kab. Pamekasan = 38
16. Kab. Banyuwangi = 35
17. Kab. Mojokerto = 35
18. Kota Kediri = 31
19. Kab. Blitar = 30
20. Kab. Jombang = 29
21. Kab. Madiun = 29
22. Kab. Pasuruan = 28
23. Kab. Sampang = 27
24. Kab. Lumajang = 24
25. Kab. Sidoarjo = 21
26. Kab. Tuban = 21
27. Kab. Bangkalan = 19
28. Kota Probolinggo= 18
29. Kab. Situbondo = 18
30. Kota Madiun = 15
31. Kota Blitar = 14
32. Kota Batu = 11
33. Kota Malang = 11
34. Kab. Nganjuk = 9
35. Kab. Gresik = 8
36. Kota Mojokerto = 6
37. Kota Surabaya = 5
38. Kota Pasuruan = 0 . (ang/iss)