Dinas Pendidikan Jawa Timur mengkaji kemungkinan menunda pelaksanaan sekolah tatap muka apabila kasus Covid-19 di wilayah setempat masih tinggi saat dimulainya sekolah tatap muka pada bulan Januari 2020.
“Pedoman kami, pelaksanaan sekolah tatap muka bukan Januari atau Februari, tapi bagaimana kondisi kasus Covid-19 di Jatim,” ujar Wahid Wahyudi Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Kamis (10/12/2020).
Wahid bilang, berdasarkan data hingga tanggal 9 Desember 2020, 36 kabupaten/kota di Jatim berstatus zona oranye penyebaran Covid-19. Sementara tiga daerah, Jember, Kota Blitar, dan Kota Probolinggo berstatus zona merah penyebaran Covid-19.
Adapun data Covid-19 Jatim per tanggal 9 Desember adalah konfirmasi kumulatif 66.817, dalam perawatan 4.015, pasien sembuh 58.097, dan 4.705 meninggal dunia.
“Yang menjadi pegangan saat pelaksanaan sekolah tatap muka pada Januari adalah kondisi Covid-19 di suatu daerah. Apabila kondisinya belum memungkinkan digelarnya sekolah tatap muka, maka Jatim akan menunda terlebih dahulu,” ujarnya.
Dengan kembali melonjaknya kasus Covid-19, Wahid bakal memperketat protokol kesehatan saat uji coba sekolah tatap muka di SMA/SMK.
“Saat ini kami laksanakan uji coba sekolah tatap muka dengan protokol kesehatan ketat termasuk jaga jarak. Kelas yang seharusnya bisa diisi 36 orang siswa, saat ini hanya diisi 18 sampai 19 siswa saja,” katanya.
Meski mengkaji kemungkinan menunda sekolah tatap muka jika kasus Covid-19 masih tinggi, Wahid menegaskan SMA/SMK di Jatim siap menggelar sekolah tatap muka pada bulan Januari.
“Jatim insyaallah sudah siap melakukan sekolah tatap muka. Artinya sarana dan prasarana menggelar sekolah tatap muka di sekolah negeri swasta sudah siap, SOP sudah siap. Termasuk koordinasi dengan puskemas, rumah sakit terdekat sudah dilakukan. Namun pelaksanaannya tetap menunggu kondisi Covid-19,” ujarnya.
Sebelumnya sudah ada sebanyak 1.080 sekolah jenjang SMA/SMK/SLB dari total 4.089 lembaga yang dibuka untuk menjalani tahap uji coba sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19. (bid/ang)