Komisaris Besar Polisi Sandi Nugroho Kapolrestabes Surabaya mengatakan, semua elemen buruh sudah sepakat menjaga kondusifitas selama berlangsungnya aksi unjuk rasa menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja, Rabu (11/3/2020) siang nanti. Itu disepakati dalam pertemuan di Mapolda Jatim kemarin.
“Kita sehat menjaga Surabaya. Kami sudah kordinasi dengan semua elemen buruh untuk sama-sama menjaga Kota Surabaya tetap aman selama giat unjuk rasa dari beberapa elemen buruh yang menolak RUU Omnibus Law. Mereka sepakat menjaga kondusifitas, tidak akan menutup jalan, dan tidak mengganggu kamtibmas,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya.
Perwakilan elemen buruh, seperti kata Sandi, sudah mengikuti Focus Group Discussion (FGD) bersama pihak kepolisian. Pada FGD itu, mereka sudah menyampaikan aspirasi yang akan disampaikan hari ini. Sandi bilang, tujuannya untuk menyamakan persepsi bahwa Surabaya harus tetap aman.
“Titik kumpulnya memang di Bundaran waru, Kebun Binatang Surabya, juga di Grahadi. Kami siapkan sekitar 5.000 personel gabungan. Supaya pengunjuk rasa bisa terlayani dan masyarakat tidak terganggu, kami punya protap yang akan kami terapkan. Seperti kawat berduri, penyiagaan Dalmas, juga Resmob,” ujarnya.
Dia memperkirakan, kepadatan lalu lintas memang akan terjadi di sejumlah titik. Terutama di titik kumpul massa seperti di Bundaran Waru, KBS, Gedung Negara Grahadi, Jalan Pahlawan dan Indrapura. Dia tetap berharap massa buruh tetap berkomitmen untuk menepati janji mereka menjaga kondusifitas.
“Mereka sudah komitmen, bahwa ada hak-hak yang harus dihormati. Kami berharap mereka memegang komitmen itu demi terciptanya kondusifitas,” ujarnya.
AKP Muhammad Suud Kepala Urusan Pembinaan Operasional Satlantas Polrestabes Surabaya mengatakan, untuk megantisipasi adanya sweeping dan lain sebagainya, polisi juga sudah menyiapkan langkah antisipasi. Suud mengatakan, ada satgas dan unit khusus, juga tim negosiator yang akan diterjunkan ke lokasi.(den/ipg)