Irjen Pol Mohammad Fadil Imran Kapolda Jawa Timur akan berkantor di Polsek-Polsek di Kota Surabaya selama beberapa jam untuk memotivasi anggotanya yang merupakan garda terdepan dalam upaya memutus penyebaran Covid-19.
Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko Kabidhumas Polda Jawa Timur mengatakan bahwa Kapolda ingin melihat langsung fakta tindak lanjut Kampung Tangguh Semeru.
“Manfaat program Kampung Tangguh Semeru harus dirasakan langsung. Bukan sekadar simbolik,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (15/7/2020).
Trunoyudo menjelaskan, selama ini Kapolda menekankan tiga tahap yang harus dilakukan anggota dalam memutus penyebaran Covid-19. Pertama, scanning. Polisi harus memiliki data yang update dan lengkap. Kedua, mampu menentukan respon atau tindak lanjut yang harus dilakukan. Ketiga, melakukan assesment atau evaluasi.
“Bapak Kapolda selalu menyampaikan agar anggota berbasis data dan melibatkan partisipasi masyarakat, stakeholder, tokoh masyarakat, dan ahli yang mampu membaca data agar analisisnya tepat,” ujarnya.
Partisipasi masyarakat, kata Trunoyudo, adalah kekuatan dasar program Kampung Tangguh Semeru. Partisipasi masyarakat di segmen pertama Kampung Tangguh Semeru atau pemukiman akan memudahkan penanganan pandemi di segmen kedua atau tempat aktivitas seperti tempat kerja, pendidikan, dan industri; dan ketiga tempat publik seperti terminal, pasar.
Adapun enam daerah yang menjadi prioritas Kapolda Jatim adalah Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto, dan Lamongan. Keenam daerah ini adalah daerah yang masih menjadi episentrum dan transmisi lokal Covid-19.
“Polsek di daerah-daerah ini harus satu persepsi bahwa misi kita adalah kemanusiaan. Diharapkan keenam daerah ini zonanya bisa turun. Dari merah ke oranye, oranye ke kuning, kuning ke hijau,” kata Trunoyudo.
Kapolda Jatim, kata Trunoyudo, menjadikan program penanganan pandemi Covid-19 program kerja jangka panjang. Sebab pandemi ini tidak bisa diprediksi kapan selesainya.
“Bapak Kapolda menekankan kepada anggotanya jangan pernah lelah melawan pandemi ini. Lebih baik mencegah daripada mengobati,” ujarnya.(iss/ipg)