Program Studi Magister Manajemen STIE Perbanas Surabaya gandeng Asian Association for Consumer Interests and Marketing (AACIM) menggelar daring webinar, Webinar Series 3 bertajuk Strategi Pemasaran dan Perilaku Konsumen Era Pandemi, Rabu (10/6/2020).
Webinar Series 3 ini dihadiri sekitar 250 peserta di skala nasional diantaranya dosen, praktisi, mahasiswa dan masyarakat umum dari berbagai profesi, mengerucut pada pentingnya tetap bijak di situasi seperti saat ini.
Prof. Dr. Tatik Suryani, Psi., M.M., satu diantara nara sumber menyampaikan bahwa panic buying behavior tidak banyak dikaji dalam kajian akademik. Biasanya, kajian perilaku konsumen lebih banyak berfokus pada normal buying behavior dan impulse buying behavior.
Hal yang memprihatinkan panic buying ini berdampak sosial maupun ekonomi. Saat pandemi Covid-19, panic buying banyak ditemukan di berbagai negara, seperti Hongkong, Australia, Tokyo, Amerika, Malaysia, termasuk Indonesia. “Panic buying ini tentu merugikan masyarakat sehingga dibutuhkan solusi yang tepat,” terang Tatik Suryani.
Ada tiga pihak yang berperan penting dalam memberikan solusi ini, menurut Tatik Suryani yaitu: pemerintah, pengusaha, maupun konsumen sendiri, dan pada kesemaptaan daring ini, Tatik mengajak semua pihak terutama konsumen agar tetap bijak dalam berbelanja.
“Marilah kita semuanya sebagai konsumen di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini yang mulai memasuki masa transisi menuju new normal, hendaklah kita semua menjadi konsumen yang bijak. Become more empathetic customer is part of valuable contribution in pandemi Covid-19, dan ini adalah bagian yang terpenting,” tegas Tatik Suryani.
Pada Webinar Series 3 yang bertajuk: Strategi Pemasaran dan Perilaku Konsumen Era Pandemi, selain menghadirkan Prof. Dr. Tatik Suryani, Psi., M.M., juga mengundang Dr. Zeffry Alamsyah, Agus Masrianto, MM, Dr. Suprehatin, Dr. Akhmad Edhy Aruman, dan Hera Laxmi Devi Septiani, M.Si., M.Comn
Sementara itu disampaikan Dr. Yudi Sutarso, S.E., M.Si., Ketua STIE Perbanas Surabaya, saat membuka webinar Rabu (10/6/2020) ini bahwa pihaknya sangat mendukung langkah yang dilakukan oleh kampus bersama dengan AACIM (Asian Association for Consumer Interests and Marketing) dalam menggelar webinar.
“Kegiatan ini menjadi sebuah kehormatan untuk ikut berpartisipasi dalam upaya pengkajian dan edukasi dalam rangka memberdayakan konsumen yang sesuai dan selaras dengan visi kita bersama,” kata Yudi.
Semua pihak, lanjut Yudi perlu mengingat kondisi lingkungan utamanya bisnis dan konsumen di Indonesia bahwa pandemi Covid-19 merubah banyak hal. Terbukti dari hal yang sangat praktis dalam perilaku keseharian, yaitu cara membeli produk, membayar, dapat produk, hingga konsep pemasaran yang lebih strategis.
Selain itu, kebijakan harga, kebijakan distribusi, mapun mempromosikan produk, semuanya membutuhkan pengkajian dari pebisnis maupun konsumen agar semua bisa bertransformasi dalam sikap dan perilaku selama pandemi, serta saat menuju new normal.
“Semoga acara ini bermanfaat dan memberikan pencerahan tentang bersikap dan berperilaku sebagai pebinis dan konsumen dalam masa saat ini, di tengah situasi pandemi Covid-19, maupun di masa transisi menuju new normal,” pungkas Yudi, Rabu (10/6/2020).(tok/rst)