Sabtu, 23 November 2024

Jalani Perawatan Covid-19 bersama Istri, Ir. Sukemi: Saya Selalu Nangis Kalau Ingat

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Grafis : Purnama suarasurabaya.net

Berhari-hari mengalami demam tinggi, Ir Sukemi mantan staf khusus Mendikbud ini tetap percaya bahwa ia dan istri tidak terjangkit Covid-19. Selama delapan hari, ia terus meminum berbagai vitamin untuk mengembalikan daya tahan tubuhnya. Selama seminggu lebih itu pula, ia percaya, sakit yang ia alami bukan karena virus yang menjadi pandemi di berbagai negara.

Namun apa daya, hasil tes swab yang ia terima pada 9 Juli lalu mengatakan hal yang berbeda. Ir Sukemi bersama istri, positif terjangkit Covid-19.

Sebelum hasil swab keluar, ia dan istri sudah menjalani perawatan di RSI Wonokromo. Saat opname di rumah sakit, ia mengenang betapa sedih perasaannya mengingat mereka berdua harus bertahan hidup tapi tetap saling memberikan semangat satu sama lain.

“Saya selalu nangis kalau ingat waktu itu, bahkan sampai sekarang juga. Saya berdua sama istri, sama-sama sakit, sama-sama saling menguatkan. Bagaimana tidak, badan panas tapi tubuh menggigil,” cerita Sukemi kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (15/7/2020).

Kisah bermula saat saat ia menerima kabar mengejutkan pada 28 Juni lalu. Aplikasi Whatsappnya tiba-tiba dipenuhi pesan kabar meninggalnya salah satu kolega Sukemi, yang sepengetahuannya terjangkit demam berdarah. Ia pun teringat bahwa dirinya sempat melakukan kontak dengan koleganya tersebut sebelum meninggal. Dan kebetulan di hari yang sama, malamnya ia langsung merasakan tubuhnya panas dan mengalami demam tinggi.

“Sebenarnya saya sudah diingatkan Pak Nuh (mantan Mendikbud) dan rekan-rekan untuk ke rumah sakit dan tes swab. Tapi saya memutuskan isolasi sendiri di rumah. Semua vitamin saya minum dengan kegigihan hati, bahwa saya enggak (positif Covid-19),” ujarnya.

Selama delapan hari melakukan perawatan sendiri di rumah ternyata membuat tubuhnya kian memburuk. Apalagi istrinya menyusul mengalami demam tinggi dua hari setelahnya. Meski jauh sebelumnya, ia sudah memeriksakan diri ke dokter. Berdasarkan hasil foto thorax yang keluar tanggal 2 Juli, dokter memintanya untuk tes swab. Hingga pada 6 Juli lalu, mereka berdua memantapkan hati untuk tes swab.

“Saya inisiatif swab tanggal 6 (Juli 2020), kemudian hasilnya keluar tanggal 9, siang. Tapi sebelum hasil keluar, istri sudah mengajak ke rumah sakit untuk opname. Ternyata benar, tanggal 9 hasilnya positif Covid-19,” imbuh Sukemi.

Ia cukup menyesali, untuk tidak langsung melakukan tes swab sejak mengalami demam tinggi seperti yang disarankan kawan-kawannya. Untuk itu, berdasarkan pengalaman yang ia alami, ia mengimbau masyarakat untuk melakukan swab jika sudah mengalami gejala Covid-19.

“Pengalaman untuk para pendengar, saya ini termasuk orang bandel. Meski sejak sakit saya sudah isolasi mandiri. Jadi jangan ragu untuk tes Covid-19 jika sudah merasakan gejalanya,” imbaunya.

Selama mendapatkan perawatan di RSI Wonokromo selama seminggu, kondisi Sukemi dan istri berangsur membaik. Keduanya yang semula kehilangan indera penciuman, saat ini sudah bisa mencium bau makanan dan daya tahan tubuh yang semakin membaik.

“Kalau sudah merasakan makanan enak, badan segar artinya imun sudah mulai muncul. Harapan teman-teman semua kembali normal lah,” kata Sukemi.

Saat ini, ia dan istri sedang melakukan tahap pemulihan, hingga tes swab nanti menunjukkan hasil negatif dan bisa kembali pulang ke rumah.(tin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs