Jumat, 22 November 2024

Jalan Penghubung Antar Desa di Mojokerto Ambles, Warga Dihantui Banjir Bandang

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Kondisi dinding penahan aliran sungai di Desa Manting, Kecamatan Jatirejo yang ambrol. Foto: Fuad Maja FM

Ambrolnya tembok penahan jalan, di Desa Manting, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto membuat masyarakat sekitar dibayangi bencana banjir bandang seperti yang menimpa di tahun 2003 silam.

Warga menyebut, jika jalan yang tergerus tak kunjung diperbaiki dapat menghambat aliran sungai dan berpotensi memicu banjir bandang yang bisa menghantam pemukiman warga.

“Kemarin saat tembok penahan jalan ini longsor, air ini sudah meluber ke jalan. Karena derasnya air dan juga banyak sampah yang menyumbat aliran sungai,” ungkap Suntoro warga sekitar yang rumahnya tidak jauh dari lokasi longsor kepada Fuad, Reporter Maja FM.

Kata dia, kekhawatiran warga terhadap adanya longsor penahan jalan ini, tidak lain akan adanya banjir yang lebih besar lagi. Terlebih rumah warga yang berada di deretan sungai.

“Kalau khawatir jelas, namun yang lebih takut dengan kondisi ini motor-motor yang lewat. Ini kan jalan utama antar desa,”tegasnya.

Sementara itu, Kasi Pemdes Manting, Yahman (50) saat dikonfirmasi di Balai Desa mengaku, warga cemas terjadi bencana alam banjir bandang kalau kerusakan dinding sungai ambrol dan jalan cor ambles itu tidak segera diperbaiki. Apalagi, saat ini musim penghujan dan seringkali terjadi hujan intensitas tinggi dengan durasi cukup lama di kampungnya.

“Jadi warga khawatir kerusakan plensengan (Dinding Sungai,) dapat menyumbat aliran sungai saat terjadi hujan lebat yang berpotensi banjir bandang,” ungkapnya di Balai Desa Manting, Rabu (4/11/2020).

Dia menceritakan banjir bandang pernah melanda Desa Manting pada 2003 silam yang nyaris bersamaan dengan bencana alam di wisata air panas Padusan Pacet. Saat itu, dampak banjir bandang mengakibatkan rumah warga terendam air banjir bercampur lumpur.

“Pernah terjadi banjir bandang dulu sampai lumpur masuk rumah dan inilah yang dikhawatirkan warga ketika musim penghujan seperti ini,” terangnya.

Setidaknya, jumlah penduduk bermukim di Desa Manting yang memiliki satu dusun itu sebanyak 219 Kepala Keluarga (KK). Sedangkan, ada sekitar 10 KK yang tinggal di dekat lokasi kejadian dinding sungai ambrol yang menyebabkan tanah di bawah jalan cor ambles berpotensi terjadi longsor.

Informasinya, dinding sungai yang rusak terkena erosi air dibangun pada 2004. Sedangkan, pembangunan jalan cor Desa Manting sekitar tahun 2012-2013 semasa kepemimpinan Mustofa Kamal Pasa mantan Bupati Mojokerto,

Menurut dia, pihak Pemdes sudah memasang papan banner berisi imbauan kendaraan roda empat dilarang masuk jalan longsor. Meski begitu, mobil pribadi dan kendaraan ringan diperbolehkan melintas bergantian di satu jalur sehingga tidak sampai mengganggu distribusi bahan pokok di Desa Jembul.

“Truk muatan Sirtu bertonase berat tidak boleh lewat kalau kendaraan sembako diperbolehkan jadi tidak sampai mengganggu distribusi bahan pokok namun hanya menghambat,” jelasnya.

Bambang Purwanto Kepala Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto memastikan perbaikan dinding sungai rusak dan jalan cor ambles akan segera dilakukan secepatnya.

“Kita akan kirim alat berat ke lokasi untuk memperbaiki kerusakan dinding sungai dan jalan ambles di Desa Manting,” ujarnya.

Bambang menyebut solusi perbaikan meliputi pembenahan tanah di bawah jalan cor yang tergerus erosi air sungai. Nantinya, pihak PUPR akan membuat material penahan longsor yang diletakkan pada dinding sungai.

“Penanganan sementara nantinya alat berat untuk menata batu-batu di lokasi agar tidak longsor dan akan dibuat bronjong pada dinding sungai yang rusak agar tidak semakin tergerus air. Sedangkan, pembangunan total kontruksi menunggu Re-alokasi APBD 2021,” tandasnya. (fad/dfn)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs