Indonesia masih terus berkomunikasi untuk memetakan jumlah WNI yang berada di Italia pasca diumumkannya lockdown sebagai upaya karantina memerangi virus corona.
“Kita terus melakukan kontak dengan KBRI di Italia. Pada saat Pemerintah Italia melakukan lockdown, kita langsung berkomunikasi dengan Dubes kita di Italia di Roma,” kata Retno LP Marsudi Menteri Luar Negeri di Istana Kepresidenan di Bogor, Jawa Barat seperti dilansir Antara pada Selasa (10/3/2020).
Menurut Retno, saat ini semua negara sedang sibuk dengan perkembangan yang terus terjadi. Meski begitu, negara punya kewajiban untuk memperhatikan keselamatan warga negaranya.
“Semua negara sedang sibuk, kita memperhatikan tentunya perkembangan di dalam negeri. Tapi ada kewajiban negara juga untuk berikan perhatian bagi WNI kita yang ada di luar negeri. Kita terus lakukan kontak dengan KBRI,” katanya.
Untuk itu Kemenlu RI melakukan pemetaan terkait jumlah WNI dan sebarannya di Italia.
“Biasanya pemetaannya berapa update jumlah WNI di Italia. Sebarannya di mana. Berkomunikasi dan sebagainya. Jadi kita sedang juga memperhatikan nanti dampak terhadap WNI di Italia seperti apa,” katanya.
Italia secara resmi memasuki hari pertama lockdown pada Selasa(10/3/2020) untuk mengunci seluruh wilayah sebagai karantina untuk memerangi virus corona.
Sesuai keputusan dekrit yang sudah disepakati, lockdown Italia mencakup tidak adanya pertemuan di ruang publik, hingga adanya anjuran agar menjaga jarak, bahkan ketika beribadah. Giuseppe Conte Perdana Menteri juga sudah mengumumkan adanya karantina yang akan berlaku sampai 3 April 2020.
Keputusan lockdown diambil setelah terjadinya lonjakan drastis dalam kasus virus corona di Italia yang tercatat 9.172 orang terinfeksi, 463 meninggal, dan 724 lainnya dinyatakan sembuh.
Dalam waktu yang sama Kemenlu RI juga terus berkomunikasi dengan perwakilan RI di San Fransisco dan Los Angeles, AS, untuk kasus Kapal Pesiar Grand Princess dimana ada 57 WNI menjadi ABK di kapal tersebut.
“Konjen kita yang ada di San Fransisco juga sudah lakukan komunikasi dengan wakil dari ABK yang ada di kapal. Jadi kita monitor dan kita hanya ingin yakinkan bahwa kita semuanya care terhadap WNI di manapun berada,” katanya. (ant/bas/ipg)